Ada teman-teman yang suka motret landscape ketika melakukan perjalanan ? Nah kalau ada berarti kita senasib deh. Dari pengalaman beberapa kali jalan-jalan dan (diselingi) motret landscape ada beberapa alasan kenapa hobi kita ini (kadang kala) tidak menyenangkan

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

1. Kita musti bangun pagi pagi dan pagi banget.. di saat yang lainnya masih bermimpi di alam tidur.
Tahu kan momen yang paling bagus buat motret lanskap itu pada saat sebelum matahari terbit hingga setelah matahari terbit. Dan berarti kita musti bangun pagi pagi banget untuk bisa mendapatkan foto pemandangan matahari terbit yang menawan hati di tempat yang kita datangi. Apes nya lagi kalau untuk ke lokasi yang kita maui butuh perjuangan perlu jalan kaki, menerobos ilalang berbekal lampu senter, dan ngap-ngapan hanya sekedar mengambil nafas mengabadikan moment matahari terbit di tempat tinggi. Walau memang hasilnya biasanya berupa goresan warna warni indah di kanvas alam.

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

2. Yang lain dah balik badan setelah matahari terbenam, kita masih nongkrong ditemani tripod dan berpegangan pada kabel rilis
Pasti pernah kan ke tempat wisata yang ramai, misalnya saja di Tanah Lot. Pas sebelum sunset pengunjung bergerombol di tepi pantai. Mengabadikan matahari terbenam di salah satu spot terbaik di pulau Bali. Setelah matahari terbenam, pengunjung bubar grak meninggalkan lokasi. Tinggal beberapa orang saja yang masih setia jeprat-jepret langit yang berwarna warni setelah ditingalkan sang mentari. Sepuluh menit kemudian gelap datang dan mungkin kita tinggal sendirian di sana. Kalau jalan bareng teman yang ndak suka motret pasti sudah ditarik-tarik buat balik juga. Nungguin apa sih kok ndak pulang-pulang.

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

3. Siapa bilang motret pemandangan ndak berat ?
Pikirnya tinggal jepret jadi bagus deh. Bayangkan saja beban yang musti dibawa ketika memotret pemandangan. Kamera dengan lensa wide dan mungkin cadangan lensa tele. Kadang juga bawa kamera cadangan. Belum lagi tripod yang kalau belum ada label carbon fiber, rasanya seperti membawa dongkrak di dalam tas ransel kita. Baterai cadangan, filter dan pernak pernik lain. Mana kita musti ketambahan membawa minuman, makanan, jaket hangat dll. So kadang pengennya kalau jalan super duper ringan, tapi yang ada tiap kali jalan malah berasa kayak di fitness an 😀

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

4. Perlu perjuangan buat rajin mencari tempat yang ndak ramai.
Kebayang kan seperti di Ranu Kumbolo pas weekend. Niat hunting sunrise yang ada di frame isinya kalau ndak tenda warna warni ya puluhan mungkin ratusan orang menyemut sembari berfoto narsis menutupi pemandangan indah mentari terbit di antara punggungan bukit. Yang ada kita musti cari lokasi yang lebih sepi, bisa naek ke bukit di sebelah kanan kita atau naek ke arah tanjakan bukit Cinta.

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

5. Bakalan sering di PHP in alam.
Pernah kan berangkat berharap dapat momen bagus misalnya matahari terbenam di balik bukit. Tapi setiba di lokasi yang ada langit nya butek, kelabu bahkan bundarnya mentari pun ndak tampak, hanya langit pucat keabuan. Atau sebelum matahari terbenam langitnya buagus banget, cahaya merona di kaki langit, tapi begitu mulai mendekati horizon, mataharinya ngumpet di balik awan. Bubar jalan deh.

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

6. Musti punya perencanaan yang super duper flexibel.
Nah gara-gara sering di PHP in ini kita musti punya list rencana A – Z. Jadi kalaupun nanti di lokasi terpaksa kita tidak bisa dapat sunset kita masih punya daftar apa saja yang bisa kita abadikan di kamera. Apesnya lagi kalau jalan bareng sama teman yang pengennya ya fix plan. Pokoknya harus begini ya begini. Bisa mati kutu kita kalau begitu

7. Sebelum berangkat saja sudah ribet duluan.
Biasanya sebelum motret kita perlu melakukan riset awal dulu mengenai lokasi tujuan, apa yang bisa kita abadikan di sana, bagaimana menuju ke sana, posisi terbaik mana yang perlu kita datangi untuk mendapatkan hasil yang bagus, dll. Jadi kalau yang lain mungkin sibuk nyari data kita makan apa, kita musti nambah kita makan apa dan kalau bisa di lokasi yang bagus ya…

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

8. Sering ditinggal kalau jalan.
Kebiasaan kalau jalan sambil motret kita akan sering berhenti untuk sekedar menjepratkan beberapa frame. Nah terkadang kita jadi ndak enak kalau berada di posisi depan, karena bisa bisa dibilang menghambat laju pembangunan #eh. Yang ada seringkali kita yang paling belakang, jadi bisa motret ndak ada yang keganggu, tapi ujung ujung nya ditinggal jauh di belakang hahaha.

kenapa memotret landscape kadang tidak menyenangkan

9. Rela menunggu sesuatu yang ndak pasti.
Pernah mencoba memotret air terjun di pantai Klayar ? Kalau pernah dan bilang gampang mas, berarti Anda beruntung. Tapi kalau seperti kami yang musti nungguin air lautnya menyambar karang dan menjadi air terjun lebih dari 10 menit ndak muncul-muncul, tapi ketika ditinggal bentar buat minum tiba-tiba air terjunnya mengalir deras, rasanya itu nggondok poll 😀

10. SAMPAHHHH… ya SAMPAHHH di mana mana !!!!
Ini yang paling bikin pengalaman memotret pemandangan jadi kurang menyeanangkan. Bayangkan pemandangan indah Segara Anak yang pagi itu tanpa ada angin membuat permukaan danau memantulkan gunung Baru Jari nyaris sempurna. Bersiap-siap mengambil posisi meletakan tripod di dekat air, dan ternyata terkepung sampah plastik dan sisa sisa peninggalan para pendaki yang kurang bertanggung jawab. BEHHHH.. bawa pulang kembali sampah mu bung !! jangan kotori alam dengan kotoranmu.