phantom-3-pro

Sebenarnya sudah bisa dibilang “terlambat” hari gini masih mengulas drone Dji Phantom 3 pro. Soalnya sudah beredar phantom 4 – mavic pro dan spark. Tapi ya punyanya baru phantom 3 pro ya bikin reviewnya yang ada saja. Review juga berdasarkan pengalaman beberapa bulan ini belajar mencoba aerial fotografi dan video menggunakan phantom 3 pro untuk menemani perjalanan.

Sebenarnya sudah sejak beberapa waktu lalu tertarik untuk belajar aerial fotografi dan video semenjak mulai booming drone dengan harga cukup ekonomis dibanding ketika awal-awal era aerial fotografi dengan menggunakan helikopter maupun quadcopter yang bisa sampai puluhan hingga ratusan juta. Jaman segitu cuma bisa ngiler-ngiler saja ketika melihat “racun” foto dan video keindahan alam dari ketinggian yang dibagikan di media sosial bersliweran.

Semenjak keluar beberapa drone dari DJi dengan harga untuk yang edisi standar yang mulai cukup terjangkau semakin menjadi racun dari teman-teman penghobi jalan yang mulai terjun membawa drone dalam perjalanan mereka. Bahkan ketika ikutan famtrip yang diadakan kementrian pariwisata di akhir tahun 2015 lalu ke 8 destinasi wisata, lampung, bromo, lombok, labuhan bajo dan bali, beberapa teman juga membawa drone untuk mengabadikan perjalanan mereka.

drone-lampung

Tapi banyak hal yang awalnya menyebabkan saya mengurungkan niat untuk meminang drone untuk menemani perjalanan. Pertama hal baru berarti harus memulai lagi proses belajar, baik belajar mengendalikan drone dengan baik, tehnik-tehnik aerial fotografi dan video. Selain itu juga pasti lebih pusing ketika perjalanan, yang seringkali solo traveling, dengan peralatan yang banyak. Tas belakang berisi drone, tas depan peralatan kamera, tas jingjing tambahan peralatan foto dan juga baju ganti. Ribettttt..

Tapi ketika ada tawaran dari teman yang pengen upgarde phantom 3 pro nya ke phantom 4 pro ya sudah sikat saja. Karena memang tidak bisa dipungkiri landscape dari atas, pasti beda dengan landscape dari tripod sejajar dengan mata.

drone aerial fotografi

Spesifikasi Phantom 3 pro sudah cukup untuk pengambilan aerial fotografi dengan kamera 12 mb dan sudah mendukung format DNG sehingga masih bisa dilakukan post processing di ligthroom. Selain itu untuk video aerial juga sudah mampu untuk merekam hingga 4K dengan 2 format yang berbeda, 1.9:1 (4.096×2.160 px) 24p dan 16:9 (3.840×2.160px) 30p atau 24p. Untuk yang tidak terlalu butuh format 4K bisa juga dengan format 1080p atau 720p dengan frame rate hingga 60fps.

Dari beberapa bulan menggunakan phantom 3 pro ini untuk mengabadikan pemandangan alam dari udara saya akan berbagi pengalaman menerbangkan phantom 3 pro.

drone aerial fotografi

Keterbatasan waktu terbang

Dengan baterai yang sengaja saya atur dibatas 30% peringatan untuk kembali, saya paling hanya punya waktu sekitar 15 menit untuk terbang. Waktu yang bisa dibilang cukup terbatas untuk mengeksplorasi bentangan alam, apalagi kalau di tempat yang sama sekali baru, belum pernah saya datangi. Selain itu saya masih harus membagi antara merekam video atau mengambil foto karena tidak bisa bersamaan untuk memotret dan merekam video. Belum lagi di awal awal menerbangkan drone, ketika sehabis mengambil video, berhenti dan mengambil foto, setelah itu lupa belum menyalakan kembali rekaman video padahal drone sudah terbang memutar beberapa kali hahahahaha…
>> Memang jam terbang dan penguasaan drone berpengaruh sekali supaya bisa lebih memaksimalkan waktu yang terbatas. Jadi ya solusinya memang memperbanyak jam terbang supaya mendapatkan hasil yang sebagus mungkin.

ribet
kebayangkan, tas depan belakang, tripod dan kamera

Ribet

Ternyata memang benar benar ribet. Apalagi kalau seperti di Bromo kemarin. Drone yang dibawa dengan tas hardcase sendiri. Selain itu saya juga membawa dua kamera dslr, 4 lensa, dua tripod. Belum lagi peralatan untuk memotret panorama dan juga tracker. Total saya membawa 3 tas daypack (belum termasuk tas tripod) sudah termasuk perlengkapan ganti untuk dua hari yang terpaksa saya packing ala kadarnya yang penting bisa muat ke dalam 3 tas. Kebayang kan kalau jalan sendirian ke beberapa lokasi bisa gempor hiahiahia..
>> Solusinya bisa mencari tas yang bisa memuat drone dengan kamera dslr dan beberapa lensa. Kemarin naksir think tank helipak versi 3dr yang menurut beberapa info bisa dimodifikasi untuk phantom 3 pro. Tapi ternyata sudah tanya beberapa toko sudah tidak ada stok lagi. Solusi lain kalau membawa drone hanya membawa satu kamera dslr dan lensa seperlunya, satu kamera dua lensa cukup kayaknya.

drone di bromo
voltase baterai

Low voltage

Baterai phantom 3 pro ternyata dari pengalaman di Bromo dan Dieng kemarin kalau dibawah 20C akan keluar peringatan baterai low voltage dan drone langsung mendarat.
>> Solusinya kalau di tempat bersuhu dingin, baterai di simpan terpisah di tempat yang hangat. Bisa dimasukan ke kaos, jaket sehingga suhu baterai ketika digunakan untuk terbang bisa diatas 20C. Selain itu juga bisa dipanaskan terlebih dahulu dengan menyalakan propelernya di bawah supaya baterai suhunya meningkat.

Solo Drone Fly Halal Bihalal dji spark

Handphone juga penting

Saya menggunakan handphone xiomi redmi note 2. Di awal dulu sering crash, koneksi dengan drone juga sering tiba-tiba berhenti dan harus merestart ulang aplikasi dji Go nya.
>> Ternyata handphone saya kapasitas memorynya terlalu minim. hanya sekitar 1 gb. Setelah menghapus beberapa aplikasi yang tidak terpakai dan mengurangi file file yang tidak berguna sehingga kapasitas memory sekitar 2 gb lancar tanpa kendala.

drini dari udara -
view dari atas

Lensa masih fix

Phantom 3 pro juga mempunyai lensa dengan bukaan fix f/2.8 yang memang sudah cukup untuk pengambilan dengan jarak yang cukup jauh dari udara. Berbeda dengan phantom 4 pro yang sudah bisa diatur setingan apperturenya, jadi bisa lebih flexible. Terutama untuk pengambilan video di siang hari, dengan bukaan lensa f/2.8 biasanya speed yang kita dapatkan diatas 1/200. Padahal untuk menghasilkan video yang cinematic dibutuhkan kecepatan paling tidak dua kali lipat dari frame jadi sekitar 1/50-1/60. Solusinya bisa dengan menggunakan filter ND yang dipasang di depan kamera untuk mendapatkan speed lebih rendah.

terbang Solo Drone Fly Mangkunegaran
terbang malam bukan halangan

Terbang malam

Beberapa kali mencoba terbang malam untuk mengabadikan kota di malam hari dengan phantom 3 pro ini dan kalau sinyal yang didapat banyak dan angin tidak terlalu kencang bisa didapatkan speed 5 detik yang masih cukup stabil untuk pemotretan di malam hari. Keren juga kan. Tapi cuma berlaku untuk foto diam, untuk video dengan kondisi cahaya rendah terpaksa harus menaikan iso dan bisa dipastikan video yang dihasilkan akan tidak terlalu jernih dan banyak noise.

aerial foto pagi

Kuncinya di cahaya

Seperti dalam foto dan video biasa, cahaya memegang peranan penting juga dalam aerial fotografi dan video dengan drone. Terbangkan drone ketika cahaya matahari sedang rendah untuk mendapatkan hasil foto dan video yang lebih kaya warna. Waktu setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam tetap menjadi salah satu momen yang menarik untuk diabadikan dengan drone.

 

Butuh pembelajaran, tapi setelah beberapa kali terbang, memang menerbangkan phantom 3 pro ini tidak terlalu sulit. Hanya memang perlu berhati-hati. Baik untuk keselamatan drone nya sendiri, keselamat penerbang, maupun keselamatan sekitar. Ada beberapa daerah yang memang terlarang untuk terbang, misalnya di sekitar bandara udara teramasuk salah satu NFZ (No Fly Zone). Patuhi juga aturan yang berlaku misalnya untuk mendokumentasikan beberapa lokasi harus menggunakan ijin ya jangan dilanggar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *