Tak terasa sudah 3 bulan saya berada di salah satu surga pemandangan alam di Indonesia ini. Dari pagi hingga malam hari saya sering menikmati salah satu hobi saya, memotret pemandangan. Ada beberapa hal yang membuat saya betah tinggal di sini. Terutama karena saya memang menyukai memotret pemandangan alam.

matahari terbit di sekitar pink beach

Bangun pagi ditemani bulatan sempurna sang surya
Di Solo atau di Jakarta sebenarnya juga sama, dimana pun juga kita berada kita pasti akan melewatkan momen matahari terbit tho. Tapi bedanya kalau di Solo dan Jakarta saya sering melewatkan momen matahari terbit dengan bulatan sempurnanya beranjak dari kaki langit. Karena di Solo dan Jakarta tertutup bangunan hihihi. Dulu di Solo ketika masih mempunyai drone saya sering sekedar menerbangkan drone depan rumah, atau keluar sebentar ke persawahan sekedar mengabadikan momen matahari terbit. Atau kalau tidak janjian sama teman-teman untuk sekedar hunting sunrise di kaki gunung. Tapi di sini, saya bisa puas-puasin menikmati sinar pagi dari dek kapal.

flying fox setelah sunset

Mengantar matahari balik ke peraduannya
Begitu juga ketika matahari terbenam. Walau kalau pas kapal Lalunia sedang sandar di dermaga tidak bisa melihat bulatan sempurna matahari terbenam karena tertutup pulau. Tapi dari sebulan paling tidak 10 hari saya bisa menikmati matahari terbenam dengan bulatan sempurnanya dari beberapa tempat ketika sedang trip. Dan itu cukup dari atas dek kapal tidak perlu harus bepergian jauh. Bonusnya terkadang kita menikmati matahari terbenam, ditambah ribuan kelelewar yang keluar dari sarangnya untuk mencari makan

hotel ribuan bintang
hotel ribuan bintang

Malam yang bertaburan bintang.
Dulu ketika di Solo dan Jakarta, kalau malam paling cuma bisa lihat bulan dan beberapa cahaya planet di malam hari. Di Komodo, hampir 90% tiap malam bertaburan bintang. Polusi cahaya lampu perkotaan menjadi salah satu biang kenapa pendaran bintang mulai jarang terlihat di kota. Saya banyak belajar membaca bintang dan rasi bintang sambil tidur-tiduran di dek atas dengan bantuan aplikasi smartphone, stellarium. Sekarang saya sudah bisa mengenali rasi kalajengking (scropion) dimana pusat galaksi bima sakti berada dengan mata telanjang. (bangga gitu ya?)

milky way di atas rinca
milky way di atas rinca

Galaksi Bima Sakti sepanjang malam
Bulan Juni – Juli kemarin adalah waktu yang tepat untuk menikmati galaksi bima sakti (milky way). Membentang di langit dari semenjak matahari terbenam hingga menjelang matahari terbit. Bonusnya ketika pas kapal lagi sandar di tempat yang sepi, dan lampu tiang dimatikan, kita bisa melihat gelap terang intinya galaksi dengan mata telanjang.

milky way dan bulan terbenam
milky way dan bulan terbenam

Jangan lupakan melihat bulan terbit dan terbenam
Nah ini juga momen istimewa selama berada di Komodo. Karena berada di laut, jadi seringkali ketika bulan terbit dan terbenam, terutama ketika mendekati bulan purnama, terlihat sangat indah. Langit akan berwarna oranye kekuningan ketika bulan berada dekat dengan kaki langit. Mirip dengan momen sunrise dan sunset, bedanya cuma di latar belakang langit gelap bertaburan bintang.

padang rumput dan latar belakang pegunungan komodo

Pemandangan berlatar belakang pulau dan gugusan bukit.
Bentangan alam komodo banyak dihiasi pulau pulau dengan gugusan bukit mencuat mirip di film jurassic park lho. Bedanya di sini dinosaurusnya ndak segede di film hihihihi. Rasanya ndak bakalan ada puasnya motret sepanjang perjalanan berkeliling dengan kapal selama di Komodo ini. Suasana pagi, siang dan sore selalu berbeda karena posisi matahari yang berubah, dan juga alam yang berbeda. Fotografi kan memang selalu berhubungan dengan cahaya tho ?

menikmati matahari terbit di padar

Matahari terbit di Bukit Padar
Ini jadi satu event yang hampir selalu ada di tiap trip. Naik ke bukit Padar untuk menikmati momen matahari terbit. Saya sudah beberapa kali naik ke Padar untuk sunrise, dan setiap kali kalau tidak pas lagi capek banget dan susah bangun pagi untuk selalu ikut ke atas. Kapan lagi kan bisa menikmati matahari terbit di salah satu best spot di Komodo saat ini.

bawah laut Komodo yang dipenuhi kehidupan

Pemandangan bawah laut Komodo, AMAZING
Beberapa orang bilang, berkunjung ke Komodo karena naga, dan jatuh cinta dengan bawah lautnya. Pemandangan bawah laut di Komodo memang menakjubkan. Pertemuan laut Flores di utara dengan samudera Hindia di selatan membuat arus cukup bervariasi di Komodo. Terumbu karang berwarna warni menunggu kita di kedalaman untuk menjumpai beranekaragam ikan yang berenang di sekitarnya. Menyelam di komodo ibaratnya berada di sea world tapi bedanya kita berjumpa langsung dengan binatang laut di habitat mereka.

merekam pemandangan dari balik pintu

Kapan saja bisa merekam keindahan alam Komodo.
Kalau di sekitaran Solo dan Jakarta biasanya ada waktu waktu tertentu ketika pagi hari dan sore hari untuk memotret pemandangan. Siang harinya karena posisi matahari di atas sehingga kurang efektif untuk mendapatkan foto pemandangan yang menarik. Tapi di Komodo ini, pagi – siang – sore – malam semuanya sepertinya selalu menarik untuk diabadikan dengan kamera. Bahkan tidak harus dengan kamera yang bagus, dengan hape pun bisa mendapatkan gambar pemandangan indah Komodo lho.

terkadang berawan pun tetap indah

Bisa diulang lagi kapan saja
Kalau biasanya hunting pemandangan di tempat tempat bagus waktu kita terbatas kan, hanya beberapa hari. Tapi karena saya cukup lama di Komodo, jadi kalau ada yang kurang, bisa diulang kembali. Foto di Padar kemarin rasanya ada yang kurang, ya nanti pas ke Padar berikutnya ambil foto dari sudut yang berbeda. hehehehe

ngantor berlatar belakang pulau Padar

Pemandangan dari kantor indah
Sebagai salah satu bagian dari kaum digital nomad, yang punya kantor dimana saja asal ada laptop, colokan listrik dan koneksi internet. Saya biasa nongkrong di dek atas kapal. Tentunya pemandangan berbeda-beda tergantung dimana kapal sedang bersandar. Tapi pastinya diisi dengan pemandangan alam yang indah.

amazing underwater

Belum merasakan diving di bagian selatan Komodo.
Banyak yang bilang bagian selatan Komodo surganya underwater. Mulai dari para pencinta macro di canibal rock, hingga puluhan manta di manta alley. Saya baru menjajagi bagian tengah dan utara komodo, itupun masih belum semua. Jadi masih banyak yang perlu saya selami di Komodo ini.

ini bukan dari drone ya…

Belum punya foto aerial Komodo
Semenjak drone phantom 3 pro saya dibeli teman, saya hanya beberapa kali menerbangkan drone ketika ada penugasan untuk pemotretan dari udara. Di Komodo ini sebenarnya sangat bagus untuk diabadikan dari udara. Dengan bentangan pulau dan pegunungan dengan kapal yang berlayar di antaranya pasti sangat indah untuk diambil dari sudut pandang atas. Belum lagi kalau pas matahari terbit dan terbenam. Saya masih punya PR untuk memotret Komodo dari udara, sehingga nantinya stok Komodo bisa lengkap, bawah laut, darat dan udara. Pastinya bakalan jadi buku foto Komodo yang sangat menarik untuk dikoleksi kan.

Saya masih belum tahu sampai kapan di Komodo. Tapi rencana mungkin setelah ini ingin melihat pemandangan di sekitar kaki gunung. Entah di sekitaran Bajawa – Ruteng atau mungkin di sekitar Bali, sembari mencoba menjadi relawan untuk salah satu lembaga penyanyang binatang di sana.

suasana pagi Padar

Nanti deh diupdate setelah ada kepastian lagi. Atau malah ada yang punya tawaran buat bikin proyek bareng di mana gitu ? keliling Indonesia mungkin ? atau keliling Asia ? hehehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *