Setelah sekian lama sore selalu identik dengan cuaca mendung dan turun hujan, tapi sore itu begitu berbeda. Langit membara lama seakan mentari mengumbar pesona yang lama tak kami lihat. Di sebelah timur rumah-rumah yang terlihat kecil di kaki gunung Lawu bahkan sampai terlihat karena langit yang cerah sore itu.

Perjalanan ke gunung Gamping seperti perjalanan perjalanan sebelumnya juga tanpa ada rencana. Begitu ada yang usul “sore nyunset kemana yuk?” dan mendapat tanggapan yang cukup maka berangkatlah kami ke tujuan. Ide gunung Gamping berasal dari Suryo yang memang sudah banyak menjelajah keindahan pelosok Solo raya. “Dari sana nanti bisa melihat sunset dengan baik” usulnya. “Jalan kaki juga ndak jauh, dari parkiran cuma sekitar 15 menit” imbuhnya lagi untuk meyakinkan nilai positif lokasi.. tidak jauh dari parkiran sudah merupakan nilai plus buat kami hahahaha.. apalagi kl ditambahi dekat warung buat minum es teh, udah pasti nilainya berlipat lipat.

Dengan 3 motor, Adit “Negro”, Dwi “Kebo”, Suryo dan saya berarak meninggalkan Solo melewati jalan Palur – Karanganyar. Jalan cukup ramai karena jam pulang kerja jadi kami memilih berjalan tidak terlalu ngebut, alon alon waton kelakon, biar lambat yang penting sampai tujuan.

Selepas meninggalkan jalan utama Karanganyar – Tawangmangu kami berbelok lewat jalan menuju ke Karanglo. Jalan lebih kecil, berkelok kelok, tapi pemandangan sawah yang masih menghijau berlatar belakang gunung Lawu menghiasi sepanjang perjalanan.

Begitu masuk jalan beton menuju ke gunung Gamping jalan menanjak cukup tajam. Adit yang berboncengan dengan Dwi terpaksa harus turun dan berjalan kaki karena motor mereka rewel melibas tanjakan. Lumayan olahraga sore hari hiaihaihiaa..

Sampai di lokasi parkiran ternyata sepi. Kami menitipkan motor ke salah seorang ibu penjaga warung di samping tempat kami memarkir motor.

Jalan menuju ke atas merupakan jalan tangga batu yang cukup curam. Di tengah perjalanan kami rehat sembari terkekeh menertawakan kekuatan kami yang diuji menapaki tangga batu.

Loading...
Foto merupakan panorama 360, silakan diputar ke kiri kanan atas bawah untuk melihat sekeliling. Kalau ada ikon kamera berwarna biru bisa diklik untuk pindah ke lokasi lainnya

Begitu sampai di atas, kami mengambil lokasi di bekas kuburan yang sekarang sudah kosong, langit berwarna merah muda sudah mulai membias di ufuk barat. Tripod sudah saling terpasang mencari lokasi masing-masing. Saya dan Adit menerbangkan drone untuk mengabadikan keindahan sore itu dari udara.

berkas senja gunung gamping

Langit barat tidak terlalu bersih, awan menutupi matahari yang sebentar lagi bertemu kaki langit. Tapi selepas mentari terbenam langit terbakar, merah membara seakan mengabarkan sebentar lagi malam tiba. Dan kami pun berpesta menikmati warna warna kuas langit dengan mengabadikan dalam sensor kamera.

berkas senja gunung gamping

berkas senja gunung gamping

berkas senja gunung gamping

Dan selepas gelap tibapun kami masih disuguhi kerlip lampu rumah rumah di bawah sana. Sementara siluet gunung Merapi dan Merbabu tampak gagah di batas senja. Rasanya enggan untuk meninggalkan tempat ini. Tapi mendung yang menutupi langit dan perut yang mulai berdemo membuat kami berkemas dan kembali ke parkiran. Tujuan kami berikutnya angkringan di salah satu Karanganyar untuk memanjakan perut.

berkas senja gunung gamping

Comments

Comments are closed.