catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

Setelah registrasi di balai dan bernegosiasi untuk bantuan porter yang akan membantu perjalanan kami selama 3 hari 2 malam di gunung Dempo, sekitar pukul 17.30 kami melangkahkan kaki meninggalkan kampung 4.

Kampung 4 yang berada di sekitar perkebunan teh dengan pemandangan luas membentang. Di bawah kami terlihat kecil kota Pagar Alam. Sedangkan di depan kami, gunung Dempo membujur diam seakan menunggu kedatangan kami.

Jalan setapak menembus kebun teh yang masih basah sisa hujan tadi siang membuat kami harus berhati-hati melangkahkan kaki karena licin, Beberapa kali saya terpaksa harus menjaga keseimbangan tubuh ketika alas sepatu yang saya pakai terpeleset menjejak di tanah yang licin.

Jalanan yang lansung menanjak menuju pintu rimba dari kebun teh membuat saya yang paling belakang harus mulai mengatur nafas di paru-paru yang rasanya terpompa dengan sangat cepat.

Perjalanan panjang selama hampir 7 jam palembang – pagar alam, ditambah terguncan-guncang di truk membuat kondisi tubuh kurang begitu fit untuk langsung menanjak.

9 orang dari palembang yang rencananya sore ini juga naik ke gunung Dempo mengurungkan niatnya jalan malam ini. “sudah kemalaman bang, kami bermalam dulu saja di sekitar gua, besok pagi baru jalan ke puncak” ucap salah satu dari rombongan sembari menjabat erat tangan kami sebagai ucapan perpisahan.

“Sampai nanti ketemu di gunung Dempo” sahutku karena rencana kami akan menginap 2 malam nantinya.

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

Pada waktu pendaftaran tadi kami sempat berdiskusi dengan bang Maman dan salah satu temannya. “Dari kampung ke pintu rimba sekitar 30-40 menit bang” Maman menjelaskan rute gunung Dempo karena kami bertiga baru sekali ini ke sana. “Dari pintu rimba ke shelter satu sekitar satu jam perjalanan, dan dari shelter satu ke shelter dua sekitar tiga jam perjalanan. Itupun kalau perjalanan siang, kalau malam dan cuaca kurang bagus mungkin bisa lebih” imbuhnya.

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

Rencana awal kami sebelum berangkat ke Palembang sebenarnya sudah cukup bagus. Berangkat dari solo Jumat sore. Dari Palembang tiba di Basecamp Kampung 4 sabtu sore dan aklimatisasi semalam di sana. Minggu pagi sampai Selasa siang perjalanan di Gunung Dempo. Dan rabu siang kami kembali ke Solo. Tapi rencana tinggal rencana belaka :D. Setiba kami di Palembang baru dapat informasi, salah satu teman Marsono, Budi ternyata tidak jadi ikut. Jadi rencana awal 4 orang yang berangkat hanya tersisa 3 orang. Dan ternyata selasa siang, Marko, juga ada meeting di kantornya. Jadilah kami menggunakan plan B, sabtu sore sampai kampung 4 langsung naik sampai ke shelter 2, hari minggu bermalam di pelataran, dan senin siang perjalanan turun gunung dan langsung pulang kembali ke Palembang.

– – –

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba

Dan perjalanan awal saja kami (saya sih sebenarnya) sudah ngap ngapan menembus kebun teh, sedangkan di depan kami mendung kelabu mulai berkumpul, menjadikan sore lebih cepat gelap. Dan tak lama kemudian rintik hujan mulai turun, membuat kami melangkahkan kaki lebih cepat. Ransel berisi peralatan kamera yang sudah saya masukan dalam dry bag pun sudah terbungkus raincoat. Bersiap untuk kondisi terburuk, kehujanan dalam perjalanan menuju pintu Rimba.

catper Dempo - Menuju Pintu Rimba