diving di arborek, raja ampat

Siapa yang tidak bermimpi untuk bisa di diving di salah satu dive spot terbaik di Indonesia. Begitu banyak yang memberitakan bahwa Raja Ampat punya terumbu karang terindah di indonesia. Punya koleksi ikan terlengkap di setiap dive spotnya. Kalau sudah diving di Raja Ampat, diving di tempat lain jadi terasa hambar. Begitu yang saya dengar dari orang-orang yang sudah pernah mencicipi keindahan bawah laut diving di Raja Ampat. Dan dalam beberapa hari ke depan kita akan tahu apakah kami beruntung untuk bisa diving di Arborek.

Jadi diving

Jadi begitu Syukron memastikan bahwa besok kita ke Arborek, masih belum pasti juga akankah kita bakalan punya kesempatan untuk diving atau tidak. Alasan budget yang setipis tempe yang sempat hits belakangan ini. Hingga waktu yang kurang cocok karena masih banyak “to do list” yang harus kami kerjakan membuat kami ragu. Tapi kesempatan yang sayang untuk dilewatkan bila memang nanti ada kesempatan buat diving di Arborek. Ibaratnya kita sudah di Arborek tinggal nyemplung plung.

“Besok kita ikutan diving dengan Githa mas, jam setengah delapan pagi kita siap” ucap Syukron. Wah baru deh berasa kemarin harusnya bawa wetsuit dan pinjam masker minus. Kalau udah gini kebayang nanti bakalan tidak keliatan semua kalau di bawah laut hahahaha…

Tapi perlu dicoba.. sudah sampai Arborek gitu lho. Perjalanan yang bisa dibilang tidak singkat. Jakarta-Makassar-Sorong-Waisai-Arborek. BCD, regulator dan fin pinjam dari Arborek diving shop punya nya Githa. Masker normal pinjam punya Syukron yang bawa dua.

kesebelasan diving

diving di arborek, raja ampat
perjalanan

Pukul delapan pagi, bareng dengan beberapa tamu dari Eropa, kami jadi bersebelas, ditambah dua awak kapal, berlayar menuju salah satu tanjung di depan Arborek. Ini mungkin bisa disebut kesebalasan diving wkwkwkw

“Sekitar 30 menit dengan kapal” ujar Githa sembari meminta kami mempersiapkan peralatan kami. “Wetsuit dipakai separo dulu saja, jadi nanti sampai lokasi kita siap nyebur”.

Diving kok cuma koloran ?

Baru kali ini saya merasa tidak pede buat diving. Masker pakai masker normal saja sudah bikin terbayang sejelas apa nanti visibility di bawah air. Lha ini ketambahan cuma pakai rush guard dan celana kolor oranye motif bunga-bunga hahahhaa..
Pede aja lah.. kan banyak bule bule juga cuma pakai rush guard dan celana pendek pikirku.

diving di arborek, raja ampat
bersiap back roll

Tapi begitu di tengah perjalanan, hampir semua dari mereka mulai mengeluarkan shorty, wetsuit model bawahan celana pendek. Malah James, salah satu dive master kami menggunakan rompi bertudung salah satu brand terkenal, ditambah lagi rush guard biru sebagai lapisan luarnya. Makin ngeper jiper rasanya melihat awak ini cuma berkolor ria secerah bunga matahari ini.

citrus reef

Dive spot pertama kami Citrus Reef, dinamakan itu karena di lokasi banyak ditemukan terumbu karang citrus. Saya juga meminjam kamera canon g16 nya Githa untuk membantu saya “melihat” di dalam air, berjaga-jaga siapa tahu benar-benar saya tidak bisa melihat di dalam air. Hahahaha

Kami turun dari kapal dengan tehnik back roll, berguling ke belakang dari kapal. Dan begitu semua sudah siap, kami pun mulai turun ke bawah. Benar yang saya khawatirkan terjadi.. semua yang saya lihat seakan tanpa fokus. Hanya terlihat samar dan tidak ada yang jelas. Jadi begitu ada kode bunyi ting ting, bunyi pointer Githa yang beradu dengan tangki untuk menunjukan ada sesuatu yang menarik, saya mengarahkan kamera, melihat di lcd kamera ke posisi Githa, dan kemudian mengarahkan kamera ke arah yang ditunjuk pointer.

ting ting

Pertama terdengar ting ting.. ada sesuatu yang hanya diam di bawah karang yang menyerupai lubang. Saya mencoba memicingkan mata tapi tetap saja tidak bisa terlihat jelas. Seperti lensa bukaan f/2.8 tapi fokus nya hanya ke 0,5 meter. Pikiran saya awalnya.. ikan pari kah ? begitu saya arahkan kamera.. alamakkk tenyata itu wobbegong. Salah satu jenis hiu karpet (Orectolobidae) yang banyak dicari diver ketika menyelam di Raja Ampat.

diving-di-arborek-
webbegong

Ting ting berikutnya ketika saya arahkan kamera terlihat beberapa ikan barracuda besar di atas kami. Berenang dalam kelompok.

Ting ting berikutnya melintas serombongan devil ray (mobula) yang “melayang” di dekat permukaan. Cukup jauh untuk kami kejar.

Ting ting berikutnya saya hampir tidak bisa lihat karena terlalu jauh, tapi katanya tadi terlihat hiu black tips reef berenang di sekitar kami.

Ting ting selanjutnya nudi branch, ting ting berikutnya tuna, dan banyak lagi ting ting yang terdengar pada waktu diving pertama ini.

Saya cuma bisa cengar cengir dalam hati sembari menggigit regulator karena buat saya diving kali ini diving yang konyol. Visibility clear tapi masker normal untuk mata minus saya membuat visibility seakan zero koma sekian sekian hahahaha..

teteruga

diving di arborek, raja ampat
teteruga

Di akhir diving, sebelum melakuan safety stop, kami masih sempat menemui seekor penyu yang sedang sibuk menyantap makanan. Kehadiran kami sepertinya tidak mengganggu kesibukannya. Menyempatkan bermain sebentar sebelum sang teteruga berenang santai meninggalkan kami.

Di atas kapal, ketika yang lain sibuk bercerita bertemu dengan ini itu, saya cuma tersenyum kecut. Diving di Arborek, Raja Ampat pertama kali ini berasa diving di pulau seribu, satunya karena visibility yang kurang satunya lagi karena masker normal yang saya kenakan hahahahaha..

Dan kalau tahu dalam perjalanan #pulangKePapua ini jadi diving di Arborek, Raja Ampat nyesel ndak bawa peralatan kamera underwaternya.. Jadinya ndak bawa banyak foto bagus dari bawah laut. Lain kesempatan musti balik lagi buat motret dan diving di Raja Ampat.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *