milky way di rempang

Langit hitam tampak pekat, kerlip bintang terlihat seperti nyala lampu di kejauhan. Sepertinya malam ini alam sedang ingin bersahabat. Padahal beberapa hari yang lalu cuaca lebih sering mendung bahkan masih sering hujan gerimis. Dan benar juga, tak lama berselang, ketika menyapu pandang ke arah selatan, bentangan kabut putih tampak memanjang di langit. Selamat berjumpa kembali milky way. Sepertinya malam ini begadang ceria untuk hunting milky way di Rempang.

Sore baru saja pergi, meninggalkan jejak semburat warna oranye di kaki langit. Rencananya sore ini sebenarnya mau menikmati matahari terbenam di ujung selatan pulau Rempang. Tapi karena masih harus menyelesaikan pekerjaan dokumentasi foto, jadi terpaksa saya hanya bisa menikmati bulatan mentari yang terbenam dari balik pagar asrama.

Tapi beruntung selepas dokumentasi anak-anak asrama yang membuat majalah dinding sekitar pukul 7 malam lewat, saya sudah bebas. Anak-anak asrama tampak berkumpul untuk menikmati waktu makan malam di ruang makan. Saya mengambil tripod dan mencoba mencari lokasi yang cukup terlindung dari cahaya lampu. Saatnya hunting milky way di Rempang.

Niat awal ingin keluar di halaman sekolah, tapi ketika melihat pintu pagar sudah terkunci akhirnya hanya mencari lokasi seputaran asrama. Agak kesulitan karena di sekitar halaman asrama lampu halaman dan lampu kamar cukup terang.

 

milky way di rempang
polusi cahaya lampu yang aduhay

Akhirnya cukup dapat tempat agak terlindung, walau komposisi kurang begitu bagus. Tapi ya ndak papa lah, sementara ambil dulu beberapa frame milky way yang bisa didapat. Takutnya nanti cuaca berubah dengan cepat. Dari pengalaman kadang memang cuaca cerah bisa berganti dengan cepat berselimutkan awan ketika memotret di alam.

 

milky way di rempang
milky way dan ranting kering

Setelah itu berpindah tempat mencari ranting pohon kering untuk dijadikan frame pemanis. Pohon yang meranggas di tengah asrama cukup menarik juga untuk dijadikan foreground. Tapi kendalanya kalau semua bagian pohon dimasukan dalam komposisi, bakalah terganggu polusi cahaya lampu. Jadilah lensa 16-35mm di putar menggunakan focal length 27mm supaya hanya mendapatkan bagian rating dan bagian inti milky way nya.

 

milky way di rempang
dua dunia yang berbeda

Bergeser sedikit ke kiri ternyata lebih ciamik. Ada ranting kering dan juga ranting yang masih berdaun hijau. Mencoba beberapa kali untuk mendapatkan komposisi yang cukup menarik dengan bagian ranting berdaun di sebelah kiri, milky way di tengah dan ranting kering di kanan.

Sekitar pukul delapan malam acara makan dan berdoa malam pun selesai. Setelah itu mereka masih belajar malam sebelum nanti pukul sembilan mereka harus istirahat tidur. Saya yang sudah berpindah lokasi di dekat pagar, di bawah pohon dengan kamera dan tripod tampaknya menarik minat beberapa anak yang kemudian mendekat.

“motret bintang ya bang” tanya salah satu anak berbasa basi. Yang lainnya bergerombol di belakang. Kamera yang dalam posisi mendongak menyulitkan mereka melihat lcd di belakang. Setelah satu jepretan selesai, saya tunjukan hasil jepretan milky way ke mereka. Beberapa dari mereka mulai berkomentar “itu yang di atas sana ya bang? ” sambil menunjuk ke atas. Yang lainnya menambahi “bagus ya” “keliatan ya”

Setelah itu mulai ada yang memprovokasi yang lainnya “fotoin kami bang” sambil bergerak ke depan kamera. Ya udah deh, lagian juga malah bisa digunakan sebagai foreground. “ya udah sana yang mau di foto ke depan” Segera mereka berlarian mengambil posisi berdempetan di depan kamera. Ndak sampai jarak setengah meter di depan tripod. “Mundur dikit lagi, kl segitu cuma keliatan kepalanya nanti” ujarku sambil mereka tertawa-tertawa mundur ke belakang.

“Bisa ndak diam 30 detik tanpa gerak kalau difoto?” tanyaku ke anak-anak di depan. “Bisa bang, bisa” sahut mereka percaya diri. Hitung mundur pun dimulai, “Siap ya.. satu dua tiga, diam tiga puluh detik” aba – abaku sembari menekan kabel rilis. Eh.. baru diminta diam beberapa sudah terlihat bergerak-gerak. Ada yang berpindah posisi, ada yang kepalanya menengok temannya, ada yang tangannya berganti pose. Hahahaha.. gagal deh ceritanya.

 

milky way di rempang
gagal..goyang semua

“diulang lagi ya, 30 detik, jangan gerak-gerak, nanti ndak jadi fotonya” ucapku lagi. Dan sekarang mereka mulai terlihat mencoba diam, walau beberapa masih saja bergerak tanpa mereka sadari. Hahaha.. memang lebih susah mengatur anak-anak yang terbiasa bergerak lincah ini untuk diam 30 detik.

 

milky way di rempang
sudah mulai bisa diam
milky way di rempang
boy band rempang 😀

Akhirnya setingan kuturunkan dari 30 detik menjadi 15 detik. Tapi tetap saja masih banyak yang tidak bisa diam. Akhirnya supaya foto potret mereka bisa segera selesai, karena mereka masih harus belajar, kucoba dengan kecepatan 6 detik, tapi masih kuminta mereka diam 10 detik. hahahaha. Jadi juga beberapa frame yang cukup bagus tanpa gerakan yang terlalu kelihatan.

Tak lama kemudian, suster kepala asrama terlihat mencari saya. Sepertinya saya dicari untuk makan malam dulu hahahaha. Sambil makan bercerita soal memotret milky way di halaman asrama, tentang anak-anak yang mau difoto dan tentang pagar halaman yang dikunci. “Eh, kalau mau ke halaman lewat pintu samping itu saja” ucap suster sambil menunjuk pintu di samping. “Pagar memang dari sore sudah dikunci biar anak-anak tidak bermain sampai malam di luar”.

Akhirnya setelah makan malam yang cukup kenyang, sampai menambah nasi 3x, saya berpamitan untuk hunting Milky Way sebentar di sekitar halaman sekolah. “Jangan jauh-jauh lho, kalau tidak di dekat warung itu saja, nanti bilang tamu suster” saran suster mengingatkan karena lokasi memang sedikit terpencil dan agak jauh dari rumah yang lainnya.

Sialnya saat mencari headlamp, yang tadi rasanya sudah saya masukan ke tas, ternyata tidak ketemu. Ya sudah akhirnya cuma mencari lokasi di sekitar halaman sekolah yang banyak ditumbuhi pohon. Lumayan lah bisa dijadikan foreground dengan latar milky way yang sudah di posisi tegak lurus.

Baru sebentar memasang tripod, beberapa anjing asrama sudah mulai ribut. Menggonggong bingung melihat orang asing yang nongkrong malam-malam di halaman sekolah. Salah satu anjing nya bernama lucky yang siang tadi sudah sering main bareng ketika mendokumentasikan kegiatan di sekolah.

 

milky way di rempang
milky way membentang di atas langit

Ketika akhirnya lucky bisa keluar pagar, dia masih menggonggong sembari mendekat mencoba meyakinkan kalau saya berbahaya atau bersahabat. Tapi ketika sudah dekat dan saya panggil namanya “Lucky.. sini Lucky” anjing berbulu putih yang bermata jenaka ini kemudian malah duduk diam di sebelah tripod. Menemani saya mengabadikan malam bertaburan bintang di Rempang.

 

milky way di rempang
ditemani nyamuk dan anjing

Walau tak lama kemudian, dari posisi duduk, lucky kemudian berpindah ke samping saya dan mulai tiduran. Dan tak lama kemudian nafas perlahan beraturannya yang menemani saya. Sambil beberapa kali saya harus menabok nyamuk yang berpesta menghisap darah segar pendatang baru. Sebelum tengah malam saya mulai mengemasi peralatan dan usai sudah hunting Milky Way di Rempang.

Walau setelah itu besok malamnya berlanjut hunting milky way di jembatan Barelang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *