Saya mulai memotret malam kalau tidak salah ingat di awal 2010, kurang dari satu tahun semenjak saya belajar memotret dengan dslr pertama saya, canon 450D.

Dalam setiap perjalanan, asal gelap dan keliatan bintang saya bela-belain untuk memasang tripod dan mulai jeprat jepret. Saat itu tidak terlalu banyak orang yang menyenangi memotret di malam hari, biasanya setelah matahari terbenam rombongan orang yang memotret kemudian bubar jalan, hanya tersisa beberapa orang yang masih menuggu sampai malam tiba.

Setelah itu mulai banyak belajar dari internet, bertanya kepada teman-teman yang lebih paham, membaca buku dan kemudian mempraktekan pada saat melakukan perjalanan. Hasilnya kalau dilihat sekarang sih masih biasa banget, malah banyak yang kurang fokus, exposure kurang tepat, memotret malam berkeliling 360 hanya untuk mencari lokasi di mana milky way muncul dan ternyata tidak keliatan karena sudah terbenam atau malah belum muncul, dan banyak hal lainnya.

Seiring waktu berjalan, mulai semakin lebih memahami beberapa aturan dasar untuk memotret di malam hari. Semakin sering berlatih semakin bertambah kepekaan dan semakin mengusai peralatan yang digunakan sehingga bisa menyesuikan mana tehnik yang dapat digunakan untuk kondisi memotret di malam hari, mana yang harus diakali dengan cahaya tambahan dan banyak hal lainnya.

next photobook INDONESIA @night

Tehnologi juga semakin berkembang. Untuk membantu mencari benda benda di langit kita sangat dibantu dengan beberapa aplikasi yang bisa dipasang di gawai kita. Kamera dengan iso tinggi dan noise yang lebih minim juga sudah mulai bisa didapatkan di pasaran. Begitu juga dengan lensa yang menggunakan bukaan lebar dan bersudut lebar mulai menemani perjalanan berkeliling menikmati keindahan alam.

Hunting milky way pertama di gunung Semeru berlanjut dengan puluhan kemping ceria di setiap ada waktu dengan teman-teman yang juga mempunyai kesukaan yang sama. Begadang tengah malam sendirian di Pananjakan 1 Bromo, walau akhirnya menyerah bengong sendirian dan minta ditemani ngobrol tukang ojek yang mengantar saya hingga parkiran Pananjakan. Menikmati hujan meteor Perseid di kaki gunung Rinjani sembari menggigil kedinginan karena jaket yang saya gunakan kurang mampu menahan dinginnya Sembalun.

next photobook INDONESIA @night

Sebagai salah satu wujud kecintaan kami pada Indonesia, saat ini kami sedang mencoba menyusun rekaman perjalanan keindahan alam Indonesia yang diabadikan ketika malam mulai tiba. Ratusan file foto yang tersusun kurang rapi di harddisk semenjak tahun 2010, mungkin akan lebih bermanfaat bila disusun menjadi satu buah buku yang bisa menggambarkan bahwa Indonesia itu indah, pun ketika gelap tiba.

Dan jujur yang menjadi kendala utama dari penerbitan buku tentu saja modal yang harus dikeluarkan untuk proses cetak. Oleh karena itu kami sangat terbuka dengan ide-ide dan masukan dari teman-teman supaya proyek photobook INDONESIA @Night bisa hadir untuk menambah referensi keindahan alam Indonesia.

Dan sebentar lagi mudah-mudahan cuaca lebih bersahabat untuk kembali begadang ceria menikmati taburan bintang di langit malam.