Kalau biasanya ikutan trip diving di Lalunia liveaboard, 3 hari kemarin gantian ikutan trip non diving. Hanya snorkeling dan trekking ke beberapa tempat di taman nasional Komodo. Di pulau Rinca untuk bertemu sang maskot Komodo dragon, dan di pulau Padar untuk mengejar matahari terbitnya.

Peserta trip kali ini berasal dari Jakarta, satu keluarga, berlibur bersama. Jadi ingat pada saat itu juga keluarga besar saya di Solo juga sedang liburan bersama di Bandung dan Jakarta. Ah untuk kali ini absen dulu liburan bareng keluarganya.

Trip non diving berlangsung selama 3 hari 2 malam. Berangkat siang hari dari Labuan Bajo. Karena permintaan peserta jadi trip kali ini ada pengenalan diving (try scuba).

Tujuan pertama pulau Kelor untuk pengenalan beberapa kemampuan dasar menyelam, mask clearing, regulator clearing dan breathing underwater.

Setelah itu tujuan berikutnya ke Rinca, untuk bertemu komodo, sang naga asli dari Indonesia. Mengambil trek yang pendek karena harus mengejar ke kalong untuk melihat matahari terbenam sembari menyaksikan ribuan kelelawar keluar dari sarangnya.

Malamnya kapal Lalunia liveaboard berlayar menuju Padar. Laut saat itu cukup berombak karena angin yang cukup kencang. Beberapa jam kami terasa terombang-ambing di lautan. Beruntung kapten kapal yang sudah berpengalaman sehingga sekitar pukul sembilan malam kami bersandar di teluk Padar.

Keesokan harinya, sekitar pukul lima pagi kami sudah berada di perahu yang mengantar kami ke dermaga Padar. Masih sepi, sepertinya kami yang pertama tiba di pantai. Padahal di sepanjang teluk banyak bersandar perahu lainnya. Mungkin karena masih banyak yang tidur dan enggan beranjak pagi hari.

Kurang dari setengah jam berjalan kaki kami sudah menikmati pendaran langit yang mulai timbul cahaya dari pelataran di tiga perempat bukit Padar. Berfoto dengan latar belakang ikon 3 pantai dan bukit menjulang khasnya.

Matahari terbit tak lama kemudian menghias ufuk timur dengan pendaran bulat sempurna sang surya. Kuning keemasan menghiasi langit. Di bawah beberapa pengunjung sudah mulai berpose dengan tampias cahaya matahari.

Di perjalanan turun kami berbincang dengan tamu lain dari kapal Carpediem. Mereka juga semalam dihajar cuaca buruk. Angin kencang membuat perahu yang mereka tumpangi bergoyang sepanjang perjalanan dari Taka Makassar hingga ke Padar.

Selepas sarapan pagi yang penuh kalori, kami melipir ke long beach, salah satu jajaran pantai panjang di pulau Padar. Pasir putih dan merah muda membuat kami segera turun dari perahu, dan tak lama kemudian sudah saling menceburkan diri ke airnya yang dingin dan menyegarkan.

Tidak jauh dari pantai, kami snorkeling sembari menikmati bawah lautnya dengan beberapa terumbu karang dan ikan yang hilir mudik.

Snorkeling berikutnya di Manta Point, tentunya tujuan utama adalah berenang bersama manta ray, salah satu ikan besar yang ikonik. Dengan tubuh besar berukuran beberapa meter, dengan warna tubuh hitam berbentuk segitiga, melayang seperti berdansa di lautan. Siapa pun pasti ingin bisa melihat secara langsung di lautan lepas.

Beruntung saat itu kami menjumpai dua manta ray yang sedang membersihkan tubuhnya di salah satu cleaning station. Para tamu segera berloncatan ke air dengan peralatan snorkelingnya begitu aba aba dari krew kapal yang melihat manta ray di bawah laut.

Wow, pemandangan yang sangat indah melihat mereka meliuk dengan mengepakan sayapnya, bergerak memutar, sesekali mulutnya membuka lebar ketika berkeliling. Kami semua naik ke kapal dengan senyum lebar. Kami berenang bersama sang manta !!!

Selepas makan siang, tujuan kami berikutnya adalah Siaba Besar, salah satu tempat yang dikenal dengan julukan turtles paradise. Penyu seringkali kita jumpai muncul di permukaan air untuk mengambil nafas di sepanjang teluk Siaba Besar ini.

credit photo : @igcelsia

Try scuba kedua kali ini masing masing tamu mencoba turun dan menyelam dengan dikawal dua pemandu. Kesulitan yang biasanya dihadapi yang baru pertama mencoba diving adalah kesulitan untuk equalisasi. Perasaan takut, gugup, dan fokus yang terbagi membuat menyelam terasa sulit. Tapi begitu sudah bisa dan turun beberapa meter ke dalam laut, diving mulai terasa menyenangkan.

Kita bisa berjumpa dengan banyak mahluk laut yang hilir mudik di sekitar terumbu karang. Penyu yang melayang ke permukaan untuk menghirup udara, dan kemudian melayang turun kembali di atas permukaan terumbu karang. Ikan beraneka warna berenang di antara karang.

“sepertinya kita harus kembali lagi ke Komodo” ucap mas Tommy. “tapi setelah mengambil sertifikat diving” imbuhnya lagi. Ditunggu mas, supaya nanti bisa diving sembari difoto dengan kamera besar saya hahahaha.

Malamnya kami tetap berada di Siaba Besar. Beberapa hari sebelumnya selalu tenang, tapi malam itu angin kencang membuat tidur kami berasa seperti diayun ayun. Beruntung pagi harinya lebih tenang, sehingga kami bisa memulai hari ini dengan lebih santai.

Snorkeling di Siaba besar untuk berjumpa dengan penyu yang beberapa kali naik ke permukaan. Setelah itu kapal Lalunia Liveaboard bergerak ke pulau Kanawa. salah satu pulau yang menjadi destinasi wisatawan lokal karena tidak terlalu jauh dari Labuan Bajo.

Snorkeling di Kanawa ternyata juga menyenangkan. Mudah dijangkau karena hanya perlu berjalan dari pinggir pantai, tidak terlalu dalam, dan juga banyak berjumpa ikan beraneka macam.

Di salah satu sudut kami menjumpai clown fish, nemo sedang bersembunyi di balik rumahnya, anemon. Di lain karang kami menjumpai serombongan cat fish yang berenang bersama di balik karang. Parrot fish juga terlihat berenang menjauh ketika kami mendekat, sambil mengeluarkan pupnya lagi hahahaha.

Tak terasa selesai sudah tiga hari dua malam petualangan di taman nasional Komodo kali ini. Terima kasih sudah berkenan berbagi petualangan dengan kami di Lalunia liveaboard.

Semoga lain kali bisa kembali lagi, dan tentunya dengan tujuan berbeda, menikmati keindahan bawah laut Komodo yang meleganda !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *