Perahu membawa kami ke salah satu bukit coral bawah laut yang terletak di bagian ujung teluk Siaba Besar. Permukaan air laut pagi ini tenang, pun jarak pandang cukup jauh. Sehingga kedalaman sekitar 7 meter pun masih bisa terlihat jelas. Saya memicingkan mata, mencoba mencari cari satu bentuk oval kecoklatan yang tersamar dengan sekeliling secara sempurna, diantara terumbu karang keras kecoklatan. Tak lama kemudian kami melihat satu penyu sedang nangkring ceria di salah satu batu karang. Dan disusul satu penyu yang melayang ke atas untuk menghirup udara, disusul lagi satu ekor lagi di sisi kanan yang juga berenang ke atas. Siaba Besar memang salah satu surga untuk melihat penyu di alam bebasnya.

Penyu di Siaba Besar biasanya kalau tidak penyu hijau ya hawksbill turtle . Ada yang berukuran sedang, ada juga yang berukuran besar, hampir satu meter mungkin. Biasanya kami berjumpa ketika diving, sedang bertengger malas-malasan di salah satu terumbu karang. Dan mereka juga sudah terbiasa melihat manusia sehingga juga tidak terlalu abai lagi. Sok cuek aja kalau kita kemudian nampang sembari berpose dengan mereka.

Mager

Beberapa yang masih kecil, biasanya menghindar ketika berjumpa dengan manusia. Mencari tempat sembunyi di balik balik karang. Kuncinya kita jangan berusaha mengejar mereka, jangan terburu buru. Biarkan mereka menyadari kehadiran kita terlebih dahulu, dan bila mereka merasa kita bukan musuh untuk mereka, mereka juga tidak akan takut kok. Bahkan membiarkan kita mendekat untuk berpose. Tapi ingat, jangan sentuh atau berinteraksi berlebihan dengan mereka ya.

turtle in their habitat
meet the turtle
swim
pose with turtle

Setelah puas bermain dengan penyu, siangnya kapal berpindah ke sekitar Sabita. Tujuannya untuk snorkeling dengan manta ray di manta point. Menyempatkan untuk bermain di pasir sekitar sabita, yang ternyata mempunyai terumbu karang yang masih cukup bagus.

Dasar berpasir dengan sekeliling terumbu karang keras kemudian diikuti slope rata yang dipenuhi soft coral. Kami bersnorkeling sebentar di sekeliling gosong pasir.

Setelah itu meluncur dengan perahu menuju manta point. Siang itu ramai dengan banyak kapal dan perahu yang mengangkut penumpang. Ombak dan arus yang cukup besar membuat beberapa kali kapal terguncang.

Biasanya sebelum turun ke laut kami mencoba mencari keberadaan manta rays terlebih dahulu, setelah itu baru kami turun. Tapi siang ini kami kurang beruntung, karena beberapa kali berputar dan tidak ada tanda-tanda manta rays.

Bang Gafur memutuskan untuk mencoba keberuntungan dengan turun dan mencoba mengikuti arus, siapa tahu bertemu manta rays di perjalanan. Kami segera melompat turun dengan peralatan snorkeling masing-masing.

Mata melihat sekeliling. Bagian bawah dengan kedalaman bervariasi dari 5 – 10 meter dipenuhi dengan ruble coral. Di beberapa bagian berbentuk punggungan bukit, di sisi lain berbentuk cekungan menyerupai lembah. Saya mencoba memutar pandangan, berharap menemukan bayangan hitam segitiga. Tapi mungkin hari ini bukan hari beruntung kami. Setelah itu kami naik kembali ke perahu.

coral garden taka makassar

“Di bagian sini, terumbu karangnya cukup bagus” ucap bang Gafur sembari menunjuk satu lokasi untuk snorkeling di sekitar taka makassar. Dan kami kembali turun ke laut, disambut bukit karang dengan gugusan terumbu karang berbentuk kubis. Beberapa ikan besar tampak berenang di bawah kami.

no manta no cry

Dan sore harinya kami tutup dengan bermain di gosong pasir taka makassar, salah satu tempat yang selalu jadi kunjungan wajib setelah bermain dengan manta rays. Sekedar bermain di pulau pasir dengan laut yang tenang, penutup hari yang sempurna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *