Kalau ketemu komodo apa harus di pulau Komodo saja? Ndak kok, kalau pengen bertemu Komodo ada beberapa pulau yang menjadi habitat komodo, sang naga dari Flores ini. Salah satunya kalau pengen melihat langsung komodo adalah ke pulau Rinca.

Saya pertama berkunjung ke pulau Rinca di akhir tahun 2015 bareng dengan teman-teman bloger dan media sosial atas undangan dari Kemenpar. Setelah itu tahun 2016 ketika overland Flores tidak melakukan aktivitas melaut selama di Labuan Bajo.

Jadi ketika jadwal trip kapal Lalunia Liveaboard kali ini memasukan pulau Rinca sebagai tujuan darat membuat saya bersemangat.

Kapal Lalunia sengaja bersandar tidak terlalu jauh dari pulau Rinca sehingga pagi harinya kami bisa dengan perahu kecil cepat tiba di dermaga pulau Rinca. Dermaga yang bernama Lok Buaya menjadi tujuan perahu kami merapat. Dulu kata petugas di sini sering dijumpai buaya, tapi sudah jarang sekarang terlihat.

Untuk berkeliling di Pulau Rinca ada beberapa jalur trekking yang bisa kita ambil. Jalur pendek, menengah dan jauh. O iya untuk trekking baik di Pulau Komodo maupun Rinca wajib dipandu oleh ranger yang memegang tongkat mirip ketapel, dengan dua cabang.

Ranger sudah mengenal lokasi dan juga mengetahui tindak tanduk komodo. Plus nya lagi, mereka sudah terbiasa mengambil foto untuk para tamu yang datang berpose dengan komodo.

Saya yang terbiasa memotret di luar, ketika di pulau Rinca kemarin harus mengalah ketika salah satu ranger meminta handphone untuk dijadikan kamera, dibanding dengan saya dan kamera dslr. Sebabnya di belakang ranger ada komodo yang sedang berjemur, di depannya ada 3 komodo lagi, dan di sebelah kiri ada komodo remaja yang berkeliaran di belakang dapur mencari makan.

Saya memilih berada agak jauh dari mereka, takut sial aja salah satu komodo suka dengan saya dan dengan mesra menggigit saya kan berabe hahahaha.

Kami mengambil rute sedang, persis sama dengan rute yang saya ambil ketika ikut dengan trip kemenpar di tahun 2015. Dari depan kantor balai, kami melangkah menuju ke arah dapur. Dapur yang sekarang sudah berupa bangunan tembok, bukan lagi rumah panggung kayu.

Kalau pas rumah panggung kayu banyak komodo yang tidur-tiduran di bawah rumah. Sekarang dapurnya sudah ditutup dengan pagar kayu disekelilingnya. “Supaya komodo tidak berteduh di bawah rumah bang” ucap salah satu ranger. “Biar bisa dilihat tamu” imbuhnya lagi hahahaha

Jalur trekking di pulau Rinca ini tidak terlalu banyak jalan menanjak, datar dan cukup rimbun di awal perjalanan.

Setelah melewati dapur, kami sampai ke salah satu tempat dengan banyak lubang. “ini sarang komodo ketika mereka bertelur” “Yang dipakai hanya satu sarang, tapi mereka membikin banyak sarang untuk mengelabui predator”. Di sekeliling lokasi banyak terdapat rambu-rambu untuk tidak melewati daerah berbahaya ini.

“anak komodo sangat rentan. mereka rawan dimakan predator” “bahkan setelah lahir mereka harus segera bergegas ke atas pohon, kalau tidak nanti dimakan komodo dewasa lainnya” Kehidupan keras khas alam, yang kuat memangsa yang lemah. Untuk bertahan hidup harus selalu berjuang.

Selepas itu, jalan mulai menanjak menuju ke bukit. Di kanan kiri kami melewati padang rumput. Pemandangan bukit berbukit dan padang rumput di belakang kami seakan membuat kami harus banyak beristirahat untuk sekedar menikmati pemandangan. Halasan hahaha.

Begitu tiba di atas bukit, sekarang sudah berdiri pondokan buat beristirahat, pemandangan membentang luas sekeliling pulau Rinca.

Bentang berbentuk teluk dengan latar belakang pulau pulau berbukit khasnya daerah NTT. Gradasi air laut mulai dari biru muda sampai biru tua, berpadu dengan biru pekatnya langit indonesia bagian timur.

Panas sudah mulai menyengat, saatnya kembali melanjutkan perjalanan turun. Setelah dari Rinca ini tujuan berikutnya adalah diving yippiiiieee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *