Setiap pagi bangun tidur, keluar kamar langsung disambut matahari terbit dari ufuk timur. Siang hari menikmati langit biru. Sorenya menyapa mentari yang kembali ke peraduan, dan malam harinya bertemankan sinar bintang. Itu gambaran awal saya ketika memutuskan untuk mengejar mimpi sebagai underwater fotografer di Lalunia liveaboard yang berlayar di seputar taman nasional Komodo.

langsung cap cus

Begitu tiba di Labuan Bajo saya langsung naik ke kapal yang langsung berlayar menuju ke beberapa tempat tujuan di sekitar Komodo.

Lalunia LOB

Sekitar 5 hari 4 malam menikmati perjalanan dari satu tujuan ke tujuan lainnya. Pagi terkadang diisi dengan acara trekking ke Rinca, Bukit Padar, atau cuma menikmati waktu di kapal yang berlayar menuju tujuan berikutnya.

diving – ketemu penyu – repeat

Siang hari, diisi dengan diving, biasanya 3x diving. Salah satu tujuan saya bergabung dalam kapal phinisi ini memang menekuni diving yang sudah membawa saya dari takut berenang hingga jadi PADI instruktur.

tiap sore bonus langit pendar pendar gini

Sore hari, sembari bersantai di dek depan dengan beberapa tamu dan krew, menikmati pergantian hari. Dan malam harinya seusai makan malam sembari menonton beberapa video diving dari gopro kami bertukar cerita dan pengalaman, hingga rasa kantuk yang menyerang dan masing-masing mencari tempat tidur.

deck depan, area sosialita sambil menikmati angin sepoi

Kehidupan ketika kapal sedang ada trip terasa berjalan dengan cepat. Pagi hingga malam penuh dengan aktivitas, kalaupun bersantai-rehat karena memang aktivitas diving dan treking sebelumnya yang membuat kami melewatkan waktu setelahnya dengan tidur-tiduran di bean bag yang berada di deck depan. Merehatkan raga sebelum kembali beraktivitas hingga malam hari.

crew kapal Lalunia yang baik hati dan tidak sombong

Setelah trip kelar, ada jeda waktu beberapa hari, sebelum kembali trip berikutnya berjalan. Biasanya dimanfaatkan para krew untuk pulang ke rumah, kalau ndak ya bersiap untuk trip berikutnya, bebersih kapal dan bersantai seharian.

Biasanya siang hari, kalau tidak ada trip dan kapal sandar di dermaga Labuan Bajo, untuk berhemat bahan bakar, genset tidak dinyalakan. Malam hari baru nanti dinyalakan hingga nanti pada tidur malam harinya.

Jadi ya aktivitas edit foto, video dan bikin tulisan untuk website dan aktivitas lain yang mengandalkan laptop berkurang cukup banyak. Laptop Lenovo tahun 2013 ini baterai cuma bisa bertahan paling 40 menit, setelah itu mulai kedip kedip dan mati.

buku nemu di kapal

Sayangnya lagi, ndak bawa buku ketika berangkat ke Labuan Bajo ini. Alasannya karena bagasi sudah over dengan peralatan diving dan foto bawah laut. Kalau ketambahan buku bisa jadi nambah lebih banyak lagi nih. Kemarin kepikiran beli buku pas di Labuan Bajo saja, tapi nyari dimana belum ketemu. Paling nanti kalau sudah cukup tahu jadwal dan aktivitas di Labuan Bajo coba cari buku buku bekas online hahaha.

nongkrong di kafe, refreshing sembari cari colokan listrik kalau siang hari

Kalau pengen banget nyalain laptop, ya terpaksa saya ke darat. Kemarin beberapa hari genset turun mesin, jadi siang dan malam hari trada listrik. Nah ini yang jadi masalah, beberapa hari ndak buka laptop banyak kerjaan yang terlewatkan nih.

Jadi besoknya saya putuskan untuk ke darat, cari tempat buat nyolok laptop. Hari pertama di darat saya mengontak om Alma, teman dari forum kotak kuning regional Ambon yang sekarang di Labuan Bajo. Ada kopi mane om, di dekat bandara. Saya biasa di sana kalau pengen kerja lama sambil nongkrong. Makannya lumayan murah dan internet kencang. Promosi om Alma membuat saya melangkahkan kaki dari kantor pos menuju ke kopi mane.

ngikut aja kata google maps

Sekitar 900 meter jalan kaki, 15 menit. Petunjuk di google maps membuat saya memutuskan berjalan kaki saja ke sana. Mumpung masih cukup pagi dan biar sedikit berolahraga. Petunjuk di peta online ini menunjukan arah melewatkan kampung. Di awal terlihat seperti jalan kampung biasa. Di jalan yang dibeton ini di beberapa tempat dihias dengan mahluk mahluk air seperti penyu dan manta ray.

Tapi agak cukup melangkah perasaan jadi kurang enak ketika semakin kecil dan agak menanjak. Hingga tiba di ujung jalan yang berundak, mau balik tanggung, mau lanjut pasti lumayan bikin pegal nih. Yo wes, ambil ancang-ancang dan mulai melangkah satu demi satu undakan hingga tiba di ujung.

rehat sejenak sambil liat pemandangan

Beruntung pemandangan indah dermaga Labuan Bajo bisa untuk alasan rehat mengelap keringat hahaha.

Kalau berjalan di seputaran labuan bajo ini jangan kaget kalau banyak pengendara motor yang mengklakson kita. Mereka ojek yang menawarkan jasa mengantar kita ke tujuan, jadi bukan karena kita terkenal ya. Saya tetap ngotot menolak tawaran mereka dan memutuskan berjalan di sepanjang jalan yang ternyata masih menanjak selepas kampung tadi.

“Senin tapi Kopi Mane tutup om” ucap om Alma. “tapi ini kan selasa om” sanggahku. Hahahaha ternyata salah satu kendala kami kami yang bekerja tidak masuk setiap hari ya seperti ini, lupa hari ini hari apa hahahahaha.

Beruntung tiba di depan kopi mane, tulisan OPEN terpampang di depan pintu. “meja yang ada colokan listrik di mana mbak?” tanyaku ke salah satu krew yang sedang membersihkan kafe. Kepagian saya memang sepertinya hahaha.. Si mbak menunjukan meja, yang ternyata hampir semua meja ada colokan listriknya hahaha.. tengsing banget kan

Dulu saya juga pernah mampir ke salah satu cabang kopi mane di Ruteng ketika perjalanan overland Flores 2016 kemarin. Jadi begitu sudah memasang laptop, mengecash baterai kamera dan handphone saya memesan kopi dingin. Eh baru sekitar 30 menit melepas dahaga dengan laptop, lampu mati. Saya pikir mungkin cuma sebentar, jadi sambil memilih milih foto saya melanjutkan pekerjaan.

baru sejam di kafe, dah padam listrik

Satu jam berlalu, laptop sudah saya tutup karena baterai habis, belum ada tanda listrik bakalan menyala cepat. Saya mencoret-coret buku notes sembari mencari ide apa yang bisa dikerjakan selama di Labuan Bajo nanti.

empat jam kemudian, masih tetap ditutup laptopnya

Dua jam, tiga jam, empat jam, sampai bingung mau ngapain lagi. Ini sih sama aja kayak di kapal, cuma enaknya di kapal, ndak ada listrik tinggal cari tempat di dek depan, dan berleha leha di bean bag dimanja angin laut. Lha ini di kafe, lima jam cuma nulis nulis di notes hahaha. Mau balik serba nanggung, karena baru sejam ndak ada tadi dapat listrik.

Setelah lima jam lebih akhirnya kembali lampu di laptop menyala, listrik sudah kembali hiaahahahaha. Dan tak terasa dari jam 9 pagi hingga selepas jam 6 sore saya nongkrong ceria di kopi mane hahaha.. Lumayan lah beberapa kerjaan bisa dibereskan dengan waktu yang terbatas.

ke dermaga lagi kita

Besoknya lagi, saya mencari informasi dari awak kapal Lalunia dimana tempat nongkrong yang tidak terlalu jauh. “Dibelakang roxy bang, ada kafe” saran Rahman, mekanik berambut rasta ketika saya tanya. “ada wifi juga”. Ok seep, Roxy di depan dermaga persis jadi jalan kaki ndak sejauh ke kopi mane yang berada di dekat bandara.

Jadi kemarin selama beberapa hari selama genset belum menyala saya siang hari ikutan ke dermaga dan menghabiskan waktu di kafe belakang roxy ini.

Beruntung mulai kemarin sore, genset sudah kembali menyala. Jadi malam hari masih bisa menyalakan laptop dan mengecash baterai handphone. Untuk mengakali siang hari kalau listrik ndak nyala, saya memasukan beberapa ebook dan video ke handphone. Jadi kalau masih bisa produktif di siang hari.

kalau laptop masih ada baterai sih, deck depan enak buat kerja

Jadi apa kesimpulan selama seminggu setengah di kapal phinisi ? Menyenangkan bianget,saya bisa melakukan semua hal yang saya sukai.

milky way tiap malam
ketemu manta, ndak cuma sekali, tapi berkali kali
bikin foto 360

Memotret, diving, traveling dan setiap hari. Apalagi mulai minggu depan kapal akan berjalan cukup lama untuk trip diving. Sudah tidak sabar untuk kembali menyeburkan mencoba kamera dengan kombinasi lensa fish eye dan macro nantinya.

Yang paling penting sih, musti bisa beradaptasi dengan suasana di kapal yang pastinya jauh berbeda dengan di darat. Musti siap sedia dengan plan A – Z, jangan terlalu memaksakan idealis, bisa gila nanti hahaha

maen kartu, ngabisin waktu kalau malam
siap siap kalah

Kalau berminat mengikuti jurney di LOB, saya usahakan untuk mengupdate selama ada waktu ya. Kalau tertarik bisa tinggalkan komentar ya biar lebih semangat untuk berbagi cerita perjalanan di kapal LOB Lalunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *