Mata masih berasa mengantuk dan badan cukup penat setelah perjalanan panjang dimulai pukul 10 malam dari kampung rambutan ke pelabuhan merak, dilanjut dengan kapal feri menyeberangi selat sunda, carter angkot kuning membelah lampung menuju Canting dan diahkiri dengan bergoyang goyang didera ombak di atas kapal kayu yang membawa kami mendekat pulau rakata kecil. Di ujung sana terlihat gunung Krakatau dengan asap pekat ke atas. Kami di perahu dalam hati bersorak… Krakatau – Dangerously Beautiful

Krakatau - Dangerously Beautiful
menikmati krakatau

Di depan mata terlihat gunung anak Krakatau berwarna abu abu kehitaman dengan tonggak asap berwarna coklat gelap pekat membumbung tinggi. Tak terdengar ada dentuman, mungkin kalah dengan deru mesin perahu kayu yang kami tumpangi. Tak begitu lama angin bertiup ke arah kapal membawa debu pasir yang segera membuat mata berasa perih.

Beberapa rekan yg awalnya antusias mengabadikan moment erupsi anak Krakatau terlihat melindungi peralatan memotret mereka dengan sigap. Beberapa menggunakan handuk sebagai pelindung kamera dan beberapa lagi bahkan sudah mulai memasukan kamera mereka ke dalam tasnya.

Krakatau - Dangerously Beautiful
gemuruh letusan krakatau

Di awal momen erupsi berjalan setiap periode 15 menit sekali. Tapi dalam perjalanan pulang dari pulau Rakata, Gunung Krakatau bahkan mengeluarkan material nya dalam jangka waktu detik dan berlangsung terus menerus selama kurang lebih 1 jam. Tiang kehitaman seakan unjuk pesona dengan bersusul susulan keluar dari rongga kawah gunung, membuat awan tebal kecoklatan yang kemudia terbawa angin.

Krakatau - Dangerously Beautiful
Krakatau – Dangerously Beautiful

Rencana awal kami akan singgah ke Pulau Sertung untuk bisa mengabadikan gunung Anak Krakatau dari jarak lebih dekat terpaksa kami urungkan karena kondisi yang kurang memungkinkan. Angin barat yang bertiup membuat gelombang menjadi tinggi. Beberapa kali bahkan kapal sejajar dengan permukaan laut yang membuat beberapa rekan terpaksa harus bertahan dengan rasa mual dan pusing kepala.

Setelah mendekati pulau sebesi baru ombak kembali tenang dan kami pun mulai bisa kembali menikmati perjalanan dengan sedikit terkantuk kantuk dibuai angin

Krakatau - Dangerously Beautiful
terombang ambing

Mencumbui dasar laut yang menawan

Krakatau - Dangerously Beautiful
in deep sea
Krakatau - Dangerously Beautiful
mencubui lautan

Sebenarnya trip kali ini merupakan trip snorkeling dengan bonus menikmati keagungan gunung anak Krakatau. Beberapa spot snorkeling yang sempat kami datangi dalam keterbatasan waktu yang ada antara lain labuhan cabe, pulau umang umang dan pulau sebuku besar.

Beberapa spot mempunyai aneka ragam terumbu karang dengan dihiasi beberapa ikan yang berkejar kejaran di sekeliling nya. tapi kapan lagi bisa bersnokling ria dengan background erupsi gunung anak krakatau ?

Krakatau - Dangerously Beautiful
foto keluarga

Ingin rasanya tinggal lebih lama tapi karena sebagian besar dari kami adalah pekerja yang mengandalkan hidup dari bekerja senin : jumat maka terpaksa kami harus undur diri kembali ke peradaban dengan segala keruwetannya.

Indahnya Krakatau akan selalu teringat di kenangan indah kami semua
Krakatau – Dangerously Beautiful

Mencoba menuliskan pengalaman kemarin dengan kepala masih sedikit bergoyang2 mengikuti irama kapal yang terombang ambing ombak

widhibek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *