terbangun sekitar jam 14.00
packing sebentar kemudian sudah kembali melahap jalan beraspal dengan perut keroncongan.. wah mesti cari makan dulu nih.. sebelum nanti malah pingsan di pantai gara gara kelaparan hahaha.

Setelah motor mendekati daerah Pelalang barat laju motor saya kurangi sembari lirik melihat di sekitar siapa tahu ada warung makan. Kemarin sempat liat ada warung bakso kediri.. sembari berpikir ternyata malah reflek jadi berkurang.. jadi malah terlewatkan sebuah warung makan sate cak endut¦. Ciiiiiiitt.. balik arah lagi..

warung sate cak endut

Yang punya warung ternyata arek suroboyo.. panggilannya cak endhut.. mungkin karena badannya yg cukup lebar ya 😀 (ngaca bok :p)
segera pesan sate ayam satu porsi dengan nasinya sembari ngobrol dengan cak endut mulai dari asli mana mas ? sudah lama di lombok ? hingga akhirnya nanya mengenai pantai mekaki. Cak endut sudah pernah sekali kesana dan menurut dia tempatnya cukup bagus.

Setelah kenyang perjalanan dilanjutkan menuju pantai mekaki. Kalau ke arah lombok dari pertigaan ambil ke kiri, kalau ke pantai mekaki ambil sebelah kanan. Motor saya paju perlahan karena jalanan banyak berbelok dan naik turun. Di beberapa lokasi terdapat tenda terpal berwarna biru yang ternyata merupakan pertambangan emas rakyat. Wedew.. sampai di bukit bukit pinggir jalan ternyata mereka mencari emasnya. Jadi teringat obrolan dengan mas wawan bahwa sekarang emas sudah mulai berkurang, tidak seperti 2 tahun yang lalu.

tambang emas rakyat

Sekitar 20 menit kemudian pantai sudah mulai terlihat di kejauhan. Jalan besar terlihat menurun tajam tapi pemandangan di depan mata sangat menarik, pantai dengan laut berwarna biru tua dan pebukitan hijau yang mengapit kedua sisinya.

view pantai mekaki dari jalan

Jalan aspal berubah menjadi jalan setapak berbatu dan berahkir tepat di pinggir pantai.

hmm.. sejenak berasa seperti berada di salah satu pantai di daerah pacitan. Dengan ombak selatan yang cukup besar tapi sesampai di pinggir pantai hanya berupa arus kecil. Tapi jangan salah, menurut cak endut ombak di tepi pantai memang terlihat kecil, tapi yang berbahaya arus bawahnya yang akan menyeret dengan kuat apabila kita tidak berhati hati. Apalagi jenis pasir di sini hampir serupa dengan pasir merica di kuta tapi dengan butiran lebih kecil. Sempat saya mendekat ke daerah berair untuk mengambil beberapa foto, dan memang ombak yg keliatan kecil cukup membuat badan saya yang bongor menjadi sedikit goyah. Cukup kuat juga arus balik ombak walau dalam kondisi sedang surut.

pantai mekaki yang sepi

Pantai yang cukup indah apalagi memanjang dari sisi kiri ke arah pantai dengan kelapa dan juga batuan karangnya.

tebing karang di sebelah kiri pantai mekaki

Tapi saya agak enggan berjalan ke sana karena kawatir dengan kondisi motor yang ditinggal terlalu jauh. Ya kalau pas lagi sial nanti malah motor ada yg iseng memindahkan tempat kan malah saya yang berabe.. bisa jual kamera buat nombokin nya nanti 😀

motor diparkir di pinggir pantai

Sempat mencoba membawa motor melalaui jalan setapak di sebelah kiri yang ujung ujungnya membuat saya harus menarik motor dengan berjalan kaki karena terjebak di pasir pantai yang lembut :D.

Setelah puas memotret pantai sepi dengan langit biru ini kemudian berbalik arah menuju jalan masuk.

jalan masuk pantai mekaki.. nanjak bok

Tadi waktu menuju pantai, sebelum jalan menurun sempat melihat ada jalan yang berbelok ke arah bukit. Ada kemungkinan bisa melihat pantai secara leluasa kl memang di atas bukit ada tempat yang strategis. Akhirnya diputuskan waktu pulang berbelok ke jalan tanah bebatuan yang semoga saja membawa ke tempat yg bagus. Di awal jalan masih cukup bersahabat. Tapi lama kelamaan jalan mulai berubah menjadi jalan batuan yang rawan lepas. Dan waktu ada orang yang berpapasan sempat bertanya kalau diteruskan ke arah mana mas ? ternyata ke arah penambangan emas. Di atas ada tempat buat lihat pantai ndak mas ? wah keliatannya ada tapi agak jauh mas..

Setelah berterima kasih dan melihat waktu sekarang masih jam 4 sore keliatannya rasa penasaran saya masih cukup untuk mengalahkan ketakutan akan jalan yang makin amburadul ini. Sempat beberapa kali berhenti untuk mencoba mencari celah di antara pepohononan siapa tahu ada spot yang cukup leluasa untuk bisa melihat ke arah pantai. tapi sebagian besar berupa rumpun pohon yang cukup lebat, kalaupun ada yg agak longgar ternyata disisinya langsung jurang :D. Setelah sekitar 30 menit berkutat dengan jalan yang makin lama kian berat dan juga mulai tertutup rimbun pepohonan serta waktu yang sudah menunjukan pukul 5 kurang akhirnya membuat saya mengurungkan niat untuk mencari tempat strategis untuk memotret pantai mekaki dari atas. No pain No gain, daripada penasaran kan lebih baik mencoba, walau kurang sukses juga :D. pembenaran yang bertujuan sedikit mengurangi kekecewaan dalam hati.

view pantai mekaki dari atas

pantai mekaki di sore hari

Ternyata perjalanan turunnya lebih susah dari naeknya hahaha€¦ jadi bener bener Cuma ngandalin perseneling satu terkadang oper ke dua biar tidak terlalu kencang menuruni jalan berbatu licin ini. Tapi saya bisa membayangkan para pekerja tambang yang tiap hari lewat sini mungkin sudah bisa tancap turun dengan kecepatan > 60 km / jam :p

Di tengah jalan bertemu dengan mas Dony, yang ternyata juga berhobi jalan blusukan seperti saya :D. ahkirnya setelah ngobrol ngobrol sebentar di pinggir jalan diteruskan ngopi eh saya nyoftdrink dink di warung inyong pak pri.

Waktu mendekati pukul 17.30 ketika akhirnya kami berpamitan dengan pak Pri. Saya mengajak mas Dony untuk menikmati sunset di elak elak, karena waktu yang terbatas dan tempatnya cm 10 menit dari warung inyong. Mengambil sisi barat tidak seperti kemarin yang di ujung nya supaya mendapatkan momen sunset yang berbeda dari kemarin. Terlihat beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari perikanan unram sedang bermain air, entah sepertinya tugas kampus karena dari tadi mendengar ada nama seperti sibuk mengumpulkan beberapa obyek.. jadi teringat jaman masih kuliah di jogja dan sama temen temen membentuk sekolah alam dan memberikan informasi ke anak anak sd mengenai habitat di sungai.. hahaha..

sunset di elak elak

Mas Dony berpamitan untuk kembali ke mataram, saya sendiri masih menikmati matahari terbenam sampai sadar kalau saya tinggal sendiri.. hiiiiiii€¦ saatnya cabut.. dengan bergegas perlengkapan saya masukan seadanya ke tas dan tancap gas.

Sempat berhenti sejenak di salah satu dermaga untuk sekedar memotret di waktu malam sebelum kemudian mulai diserang nyamuk nyamuk nakal yang keliatannya suka dengan darah pendatang seperti saya.. damn.. harusnya lotion anti nyamuk ditaruh di daypack biar selalu siap kl mau motret malam.

Untuk makam malam saya kembali nongkrong di warung sate cak endut.. entah kenapa kok ndak di warung yang lain. Tapi ternyata memang kalau kita punya keinginan yang kuat akan ada jalan yang tersedia untuk kita, seperti yang saya baca di buku the secret hehehe.. pagi setelah snorkling nanggung di kores sebenarnya saya pengen bersnokling ke gili nanggu, tapi menurut mas wawan ongkos sewa kapal sekitar 300 : 350 ribu cukup berat buat kantong pas pasan seperti saat ini. Bahkan sempat posting di salah satu forum dan mengontak rekan rekan di mataram menawarkan ajakan untuk bersnokling ria di gili nanggu supaya dapat temen patungan. Tapi karena mendadak ya ndak ada yg bisa menjadi teman bantingan sewa perahu :p

Tapi nasib baik sedang bersinar cerah kepada hambanya yang taat ini, karena waktu makan di cak endut ternyata ada seorang dokter ptt dari jakarta yg juga sedang menikmati makan malam. Sembari ngobrol ringan mengenai pantai mekaki kemudian beranjak ke pertanyaan klasik mencoba keberuntungan” sudah pernah snorkling ke gili nanggu dok, denger denger bagus tuh””hia sudah pernah sekali, bagus sekali, banyak ikannya dan deket dengan pantai”. ketika saya utarakan keingian untuk bersnokling ria sembari belajar memotret bawah airnya gili nanggu ternyata juga membangkitkan ketertarikan dokter Danar untuk bergabung.. dan untungnya lagi salah satu staf yang bekerja di puskesmas ternyata mempunyai keluarga yang mempunyai perahu yang bisa kita pakai untuk ke gili nanggu. Bahkan dobel untungnya lagi.. karena cm berdua jadi kita dicarikan kapal kecil 2 pk dengan biaya pinjem 100 ribu.. jadi kl dibanting berdua kita cm keluar uang 50ribu sudah bisa menikmati keindahan taman air gili nanggu..

Besok jam 8 pagi ketemuan di puskesmas ya mas€¦

Dan malam itu saya tidur dengan nyenyak sekali membayangkan indahnya taman air dengan ikan yang berenang di samping saya€¦

zzzzzzzzzzz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *