Lombok, sampai saat ini tetap saya akui punya banyak sekali potensi tempat wisata alam yang masih natural. pemandangan indah yang menawan, tempat yang masih sepi yang bahkan tidak tersentuh fasilitas mewah dan juga keramahan penduduknya. seperti perjalanan pertengahan november kemarin. rencana awal akan mencoba menelusuri pantai2 lombok dan juga tidak lupa singgah ke 3 gili yang terkenal (gili trawangan, gili air dan gili meno)

tapi di tengah perjalanan ada bantuan teman, mbak Mindy yang mengkontak via sms memberitahukan mengenai indahnya pantai sepanjang pesisir barat daya lombok. mulai dari pelabuhan lembar menyusuri jalan selatan menuju ke bangko bangko.

setelah itu mulai lah saya mencoba googling di salah satu warnet di belakang mataram mall tapi informasi yang didapat ternyata cm sedikit sekali. begitupun juga dengan artikel di lonely planet. hmm.. interesting place to visit..

perjalanan sekitar 2 jam dari mataram menuju ke daerah sekotong melewati daerah menarik yang membuat saya sering berhenti sekedar menghirup udara segar dan kemudian mengeluarkan kamera poket untuk mengabadikan keindahannya.

sempat berhenti agak lama mengamati bukit yang menarik sekali dengan batuan karangnya.. berasa pernah melihat dimana ya?

pesona lombok barat

untuk penginapan jangan membayangkan seperti di daerah senggigi maupung gili trawangan ya.. karena hanya ada beberapa penginapan yang tersedia disini. mulai dari yang model resort seperti cocotinos sampai kelas homestay seperti bungalow sulaiman. saya sendiri karena keburu sore ahkirnya memutuskan mencoba penginapan di desert points lodge yang berada di pinggir jalan daerah pao pao. disana saya disambut mas wawan dengan istri yang sangat ramah. setelah menunggu beberapa saat karena ternyata sedang direnovasi saya akhirnya masuk ke tempat penginapan yang berupa rumah dengan struktur rumah adat sasak tapi terbuat dari bambu. keren euy..di kamar terdapat 2 tempat tidur yang diatasnya telah tersedia kelambu. wah bakalan bisa tidur nyenyak tanpa ganguan nyamuk nih nanti malam 😀

setelah membongkar barang bawaan dan menyiapkan peralatan perang kemudian saya sempatkan berdiskusi dengan mas wawan mengenai lokasi yang cukup menarik untuk melihat matahari terbenam. “coba di daerah pebukitan sebelum hotel sun dancer mas wid..” ujar mas wawan. bener juga kl dari atas pebukitan kita bisa melihat view yang cukup luas dan siapa tahu beruntung mendapatkan moment sunset yang cukup menarik. sebelum berangkat saya menyempatkan juga bertanya mengenai keamanan apabila di jalan dengan motor sendirian di malam hari. karena dari beberapa obrolan dan juga artikel yang saya baca dari internet banyak yang mengkawatirkan kondisi keamanan lombok di bagian selatan. tapi mas wawan dan istri meyakinkan saya “sekarang kondisi sudah lebih membaik kok mas, apalagi dengan adanya tambang emas rakyat perekonomian menjadi lebih baik. selain itu jalan dari sini ke mataram juga masih cukup ramai sampai malam”.

Dengan berbekal 2 informasi tersebut akhirnya sore itu saya meluncur menuju ke pebukitan dengan jarak tempuh sekitar 25 km dari penginapan. berbelok ke kanan menuju jalan menanjak sebelum hotel sun dancer, lama lama jalan berubah menjadi jalan tanah dan hancur.. setelah bertanya ke penduduk setempat akhirnya diputuskan balik arah saja.. supaya nanti pulang nya juga tidak terlalu repot apabila malam tanpa ada penerangan di jalan sejelek ini.

setelah berkeliling sejenak ahkirnya saya putuskan untuk memasuki jalan berbatu yang mengarah ke barat dengan pertimbangan di sisi barat bukit kemungkinan lebih besar untuk bisa menikmati sunset dengan leluasa. benar juga saya sampai ke suatu lokasi dengan pemandangan yang luas membentang. matahari mulai berangsur angsur memasuki peraduannya meninggalkan warna oranye yang memenuhi langit.

memotret sunset

bermandikan cahaya

sayang suasana agak mendung tapi cukup memuaskan hati bisa menikmati keindahan sore di tempat seindah ini.

pesona lombok barat

Dalam perjalanan pulang sempat berhenti juga di pinggir jalan untuk mencoba slow speed sembari menikmati sinar terahkir yang ditelan kegelap malam. Keasyikan memotret terganggu karena nyamuk malam mulai terlihat bersenang2 menyedot darah di kaki yang hanya menggunakan celana pendek ini sehingga saya putuskan untuk cabut segera…besok lagi musti persiapan bawa autan deh 😀

sepanjang perjalanan beberapa kali berpapasan dengan motor yang lewat yang membuktikan bahwa memang kondisi jalan cukup aman dilewati bila malam.

sampai penginapan sempat bertanya ke mas wawan apa ada menu makan malam yang siap ? ternyata karena sekarang memasuki musim sepi pengunjung jadi mereka tidak menyediakan stok untuk restoran. jadi cm ada mie hehehe.. untung tadi sempat belanja beberapa roti untuk bekal besok jadi masih bisa digunakan untuk cadangan makan malam. besok lagi berarti musti sebelum malam musti sempatin cari warung makan di sekitar daerah yang lebih ramai nih..

berhubung lumayan capek dengan perjalanan siang tadi tak terasa saya sudah tertidur lelap ditemani lampu redup yang sengaja saya lepas dari bingkainya supaya tidak terlalu gelap..

hari pertama sudah terlewati

selamat tidur all…
(bersambung)