milky way di keraton Surakarta

Sudah dari agak lama sebenarnya ide untuk memotret milky way di keraton Surakarta. Berawal dari ketika kami melihat salah satu foto di instagram, milky way membentang di atas keraton Surakarta. Sempat terbersit tanya beneran atau cuma tempelan foto milky way nya nih?

Eh ternyata kecurigaan kami terbukti. “itu foto cuma editan kok”. Maksudnya editan sih menempelkan foto milky way di atas foto keraton Surakarta.

Memang ada beberapa aplikasi di handphone yang bisa digunakan untuk menempelkan milky way sebagai latar belakang foto kita. Bisa juga menggunakan photoshop dan menempelkan sebagai layer dan menjadikan foto background.

Tapi ndak ada tantangannya sama sekali hiahahaha.. Salah satu yang bikin memotret milky way itu berasa seperti candu itu antara lain ya karena prosesnya itu. Begadang ditemani tripod dan kamera, kadang di lokasi-lokasi yang jauh dari keramaian. Mencoba dan gagal, mencoba lagi dan gagal lagi. Menunggui langit supaya awan mau menyibak membuka langit yang dipenuhi bintang. Bersama teman-teman sehobi yang kadang berhasil membawa pulang foto malam berbintang tapi lebih sering cuma membawa foto foto narsis ndak jelas karena cuaca kurang bersahabat. Bukan karena foto bagus dengan latar belakang milky way yang ternyata cuma sekedar tempelan.

Loading...

Foto merupakan panorama 360, silakan diputar ke kiri kanan atas bawah untuk melihat sekeliling. 

Kembali lagi ke milky way di keraton Surakarta. Sebenarnya bisa ndak sih beneran kita abadikan milky way di keraton surakarta karena polusi di tengah kota Solo kan besar sekali ? Mana kalau tidak salah ingat setiap malam ada beberapa lampu neon sebagai penerangan bagian depan keraton.

Okay.. secara teori sih, kalau langit sedang cerah “mungkin” (mungkin lho ya) bisa terlihat tapi samar banget. Tapi dengan beberapa catatan langit benar-benar cerah, bisa menemukan lokasi untuk meletakan tripod dan kamera yang tidak terganggu langsung dengan sinar lampu, dan post prosessing yang agak lebih rumit dibandingkan memotret milky way di tempat yang minim polusi cahaya.

Tapi bisa juga tidak berhasil karena beberapa hal terutama masalah polusi cahaya dan kondisi langit.

“Saya beberapa malam begadang di keraton tapi masih belum bisa dapat milky way nya nih” curhat Dwi Suryanto, salah satu fotografer senior kenalan saya. “lampu lampunya mengganggu kamera sehingga milky way nya susah tertangkap sensor kamera” tambahnya lagi beberapa waktu lalu ketika ngumpul ngumpul bareng.

Memang salah satu kendala yang nantinya bakalan dihadapi selain kondisi cuaca dan langit adalah mengatasi perbedaan cahaya yang cukup besar antara bangunan keraton yang terkena sinar lampu dengan milky way yang hanya samar terlihat di langit yang cukup banyak polusi cahaya.

Analisa awal untuk mengatasi beda exposure yang cukup besar bisa mencoba menggunakan beberapa cara :

  1. Tehnik Black Card
  2. Magic lantern dengan fasilitas dual iso nya
  3. Filter GND dibalik posisinya
  4. Bracketing beberapa frame
  5. Waktu kondisi mati lampu 😀

Kemarin malam, sebenarnya rencana hunting milky way di sekitaran Kebun Teh Kemuning atas ajakan salah satu rekan. Tapi karena masih terjebak kemacetan arus mudik di sekitar Ampel maka rencana ke Kemuning berubah total menjadi nongkrong di angkringan wae lah. Cari yang dekat-dekat saja. Kemudian muncul ide nyobain milky way an aja di keraton, siapa tahu bisa.

Ya sudah, kontak teman-teman siapa tahu ada yang bisa ngikut ngumpul ngumpul ngalor ngidul ngobrol apa saja. Akhirnya ada beberapa yang pas lagi luang. “Nanti nyusul langsung ke sana”.

Sekitar pukul setengah delapan kami bertiga, Dwi Suryanto, Suryo dan saya sudah nongkrong ceria di depan keraton Surakarta. Padahal langit tertutup awan bergumpal mirip kapas, kayaknya musti sabar menunggu.

milky way di keraton Surakarta - para penunggu bintang
para penunggu bintang

Sayang angkringan yang biasanya buka malam itu tutup, padahal perut lumayan lapar juga, mana musti menunggu langit yang tertutup awan. Tapi Beruntung ada penjual bakso yang lewat, lumayan bisa buat ganjal perut dulu.

milky way di keraton Surakarta - gerombolan awan
gerombolan awan

Setelah menunggu sambil ngobrol sekitar dua jam, awan terbuka sedikit dan beberapa kerlip bintang nampak di langit. Ndak banyak hanya terlihat beberapa bintang saja. Padahal beberapa hari yang lalu di Bromo dan Dieng puas banget melihat ribuan bintang di langit malam.

Rasi bintang salib selatan sudah tidak terlihat, hanya tersisa alpha dan beta centauri sebagai penanda bagian bawah milky way. Seharusnya saat ini milky way sudah membentang cukup tinggi di atas keraton Surakarta. Tapi tidak terlihat dengan mata biasa karena polusi cahaya yang cukup tinggi. Tapi rasi bintang scorpio cukup terlihat walau samar. Ekor scorpio yang menjadi salah satu tanda posisi bagian inti milky way cukup bisa diamati malam itu, walau kabut putih tipis milky way tidak terlihat sama sekali. Hanya ada kerlip bintang yang samar sebagai penanda kalau disitu harusnya milky way terlihat.

Pasang tripod, keluarkan kamera dan coba jepret satu frame. Setingan sudah dibikin lebih rendah dibanding kan setingan biasa kalau memotret milky way. Iso 1600 f/4 15 detik. Lha blaik milky way nya ndak keliatan bangunan keratonnya putih semua hiahahahahaha. Belum belum sudah ketemu masalah. Tapi kan tadi sudah siap dengan beberapa solusinya.

milky way di keraton Surakarta - over
over banget

Pinjam kertas hitam berbentuk kotak dari Dwi Suryanto yang saat itu masih sibuk mencari posisi memotret yang sesuai dengan harapan. Coba gerakan naik turun menutupi bagian bawah yang terlalu terang. Cek hasilnya.. wkwkwk.. belang blontang.. Keratonnya exposure normal tapi ada batas hitam di atasnya, malah jadi kayak tempelan.

milky way di keraton Surakarta - black card gagal
black card gagal

Coba lagi dengan lebih hati hati.. eh kok malah ada cahaya putih memancar dari keraton membentuk segitiga cahaya? wah penampakan ini pastinya (curiga). Coba lagi.. kok keluar lagi tapi di tempat yang tidak sama… wah kurang konsisten nih.. Setelah dicoba analisa ternyata ada kebocoran cahaya karena hood yang berbentuk seperti kelopak bunga menyebabkan cahaya bocor tertangkap sensor kamera hiahaihaihaia..

milky way di keraton Surakarta -
bocor, dikira mistis hahaha

Setelah beberapa kali percobaan akhirnya menyerah menggunakan tehnik black card karena hasil yang didapat kurang konsisten. Lebih banyak gagal daripada berhasilnya hiahahahahaha

Akhirnya coba solusi kedua, dengan dual iso di magic lantern. Coba dengan posisi iso 100/1600. Hasilnya baru bisa ketahuan nanti setelah diexport menjadi DNG di lightroom. Dan setelah di proses (walau agak rumit juga prosesnya) ternyata lumayan bisa menangkap tipis milky way di keraton Surakarta. Jadi dual iso bisa menjadi salah satu solusi untuk memotret dengan beda exposure yang cukup tinggi seperti milky way di keraton Surakarta ini.

milky way di keraton Surakarta - dual iso
dual iso, lumayan sukses

Saya lupa ndak bawa filter GND jadi ndak bisa mencoba solusi yang ketiga untuk memotret milky way di keraton.

Solusi berikutnya dengan bracketing. Saya coba dengan tiga dan lima frame untuk nanti melihat mana yang paling berhasil untuk memotret dengan kondisi polusi cahaya tinggi. Hasil nya memang paling “bagus” (dalam tanda petik karena memang keterbatasan lingkungan yang banyak cahaya lampu) dibanding solusi yang lainnya. Walau memang untuk itu butuh proses editing lagi untuk menggabungkan dua atau beberapa frame yang berbeda.

milky way di keraton Surakarta - bracketing
bracketing beberapa frame, cukup sukses juga

Menunggu lampu mati juga tidak mungkin saat itu karena memang ndak bisa minta petugas buat matiin hihihi.. paling nunggu pas Earth Hour biasanya ada mematikan lampu selama satu jam.

Kemarin muncul solusi baru. menggunakan doubel exposure. Satu frame digunakan untuk memotret beberapa exposure. Tapi ternyata juga kurang berhasil. Karena ada rotasi bumi, sehingga exposure pertama dan exposure kedua lokasi milky way sudah bergeser hahahahaha..

Dari keenam solusi itu yang paling berhasil sepertinya dengan tehnik bracketing beberapa frame. Frame pertama dengan exposure langit dan frame kedua dengan exposure bangunan keraton. Pada saat proses editing dijadikan satu frame supaya exposurenya berimbang.

milky way di keraton Surakarta -
polusi cahayanya cukup tinggi, tapi masih samar terlihat

Memang memotret milky way sebenarya dibutuhkan kondisi yang ideal, langit yang cerah dan minim polusi cahaya. Walau dari hasil semalam ternyata masih bisa mengabadikan milky way di keraton Surakarta tapi memang hasil yang tertangkap sensor kamera samar dan kurang terlalu menarik dibadingkan kalau kita memotret milky way di kondisi gelap seperti misalnya di gunung, pantai atau di daerah yang agak jauh dari perkotaan.

milky way di keraton Surakarta - frame keraton surakarta
frame keraton surakarta

Jadi tidak direkomendasikan sih untuk hunting milky way di tengah kota seperti kemarin, kecuali memang kalau sedang tidak banyak kerjaan dan pengen menantang diri sendiri hiahahaha. Dan yang pasti siapkan mental yang cukup kuat karena hampir bisa dipastikan bikin jengkel memotret milky way di bawah lampu lampu hahahaha..

Berikutnya kayaknya mencoba memotret milky way di atas pesawat yang dari beberapa kali percobaan masih selalu saja gagal.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *