Ndak selamanya ketika menikmati matahari terbit bertemu dengan cuaca yang bersahabat. Dalam perjalanan ke Kelimutu beberapa tahun lalu juga begitu. Padahal sudah dibela-belain bangun pagi, berdingin ria menapaki tangga menuju atas. Sampai di sana kabut tebal enggan beranjak dari pandangan. Bahkan ketika semburat merah oranye memenuhi cakrawala memudar oleh tebalnya kabut.

kelimutu pagi

Kecewa ? tentu… tapi memang itulah seninya memotret pemandangan. Kalau kita beruntung (dan mungkin juga kalau dipenuhi dengan jiwa suci dan hati yang bersih) bakalan disambut sang mentari dengan bulatanan sempurna nya. Tapi kalau lagi apes ya bisa jadi hanya menatap nanar kabut putih atau mendung menggayut di kaki langit.

kelimutu pagi

Jadi ya nikmati saja pagi dengan senyum dan tawa bahagia. Bisa juga mencoba memotret ke arah lain, atau mengambil obyek lainnya. Atau cuma sekedar menikmati waktu dengan mengobrol dengan orang lain.

kelimutu pagi

Matahari terbit tidak akan lari kemana kok. Akan selalu terbit lagi esok paginya, dan esok paginya lagi. Dan akan selalu ada banyak kesempatan lagi untuk bisa bertemu dan menyapa sang mentari di lain waktu dan lain tempat.

kelimutu pagi