Sabtu siang, 12 Januari 2019 kemarin di lantai 2 Master Photo, Solo berlangsung acara sharing “racun” perjalanan Papua yang dibagikan oleh admin @landscapeindonesia, @widhibek.

Widhi Bek bertutur cerita perjalanan selama sekitar satu bulan di Papua bareng teman-teman dari TelusuRI, Sahabat Ransel, Creative Digital Papua dan Landscape Indonesia.

Acara sharing dimulai sekitar pukul setengah tiga, diikuti sekitar 23 peserta yang sebagian besar adalah penikmat fotografi dan pejalan.

“Sudah pernah ada yang ke Papua?” pertanyaan pembuka yang dilemparkan. Hanya ada satu orang yang mengangkat tangan. “Sudah lama, itupun tidak membawa kamera” ucapnya. Yang lain tertarik untuk melihat keeksotisan yang ditawarkan Papua yang saat ini hanya bisa mereka nikmati dari sudut pandang teman-teman lainnya.

Papua, salah satu pulau tertimur Indonesia ini memang bisa dibilang tujuan wisata yang ekslusif. Butuh biaya yang tidak sedikit untuk bisa berkunjung ke sana. Tapi Papua memang menawarkan banyak keindahan yang menggoda siapa saja untuk bisa menyaksikan sendiri. Sebagian hanya tahu Raja Ampat, padahal banyak tempat menarik lainnya untuk dikunjungi.

Walau perjalanan ke Papua kemarin kurang terlalu beruntung untuk mengabadikan pemandangannya karena cuaca yang kurang tepat. Tapi beberapa foto yang diperlihatkan waktu acara cukup menggoda untuk mereka supaya bisa mengambil foto yang sama tapi dengan komposisi yang berbeda.

Keindahan bawah laut Arborek yang ditampilkan dalam bentuk video, walau cuma berasal dari kamera go pro, mampu mengundang keinginan teman-teman untuk mencicipi keindahan bawah lautnya.

Sa su lapar, salah satu kalimat yang saya sering sampaikan di perjalanan #pulangKePapua kemarin hahaha.. Karena kalau tidak begitu, teman-teman yang penggila kerja tidak akan berhenti dan lupa makan. Beberapa kata percakapan dengan bahasa Papua menjadi pengantar untuk mengenal tentang Papua.

Cerita kemudian mengalir tentang Arborek yang indah, walau trada sunrise dan sunset karena sering hujan dan mendung. Hanya ada semburat kekuningan di langit yang tertangkap kamera.

Sampai di Arborek kalau ndak diving itu rasanya gimana donk ya? Jadi lah kami mencoba mencicipi underwater di Arborek. Walau diving di arborek kali ini dengan masker normal padahal mata minus, dan sedikit ide kreatif untuk mengatasi kendala mata minus pada saat diving hahahaha..

Hunting milky way selama di Papua yang seringkali harus pulang sebelum tengah malam. Alasannya nanti diganggu orang mabok hahaha..

Pengalaman nerbangin drone yang sempat ada masalah nyungsep di bukit, dikerumuni anak-anak sampai ada bapak yang nanyain apakah drone nya dijual tidak ketika menerbangkan drone di Yalimo.

Asyiknya berburu senja di Jayapura dan juga koneksi dengan sinyal 4G abal-abal selama perjalanan menyusuri Papua.

“Kuliner khas Papua yang kami coba paling cuma Papeda, selebihnya nasi kuning dan bakso” hahahaha. Beruntung kami sempat mengikuti festival makan papeda di sempe yang diabadikan dalam bentuk video.

Video Becak Pak Dhe di Wamena karya mas Agung dari Sahabat Ransel juga diputar untuk dan menimbulkan pertanyaan, ada becak juga di Papua ya.

Begitu juga dengan foto beberapa orang yang kami jumpai selama perjalan menggambarkan bahwa Papua itu beragam. Sayang lho kalau belum bisa berkunjung ke Papua.

Semoga sharing singkat perjalanan Papua kemarin tidak malah membuat jadi enggan ke Papua, tapi bisa menjadikan penyemangat kecil untuk menjelajahi keindahan Indonesia. Indonesia itu Indah gaesss

Terima kasih untuk om David dari Master Photo yang sudah memfasilitasi acara sharing kemarin, teman – teman di Solo yang sudah berkenan datang.

O iya, Landscape Indonesia menawarkan untuk teman-teman baik dari kelompok penggemar fotografi maupun traveling untuk berbagi “racun” keindahan Indonesia dan juga cerita perjalanan lho. Kalau berminat bisa kontak via email ke widhibek@gmail.com ya.

kredit foto kegiatan : Master Photo – Solo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *