Setelah beberapa kali percobaan memotret bawah air, ternyata memang semakin kita belajar semakin banyak merasa kekurangan kita. Tidak saja dari segi kemampuan tapi semakin banyak hal-hal baru yang seakan terbuka dan membuat kita merasa ternyata banyak sekali yang harus kita pelajari, terkadang sampai saya merasa, semakin banyak belajar, semakin terasa bodohlah kita #eaa

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Dari percobaan-percobaan sebelumnya saya mulai merasa kamera poket canon G15 dengan focal length terlebarnya 28mm membuat saya yang terbiasa mengatur komposisi dengan lensa lebar 16mm seakan mati gaya.

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Saya terbiasa memotret pemandangan sebagai fokus utama dan manusia sebagai pelengkapnya. Maka dengan lensa lebar hal ini akan sangat mudah kita dapatkan. Tapi dengan lensa 28mm yang sudah termasuk lensa normal membuat kita harus cukup jauh dari subyek untuk bisa mendapatkan background sebagai pelengkap komposisi. Nah kendalanya di dalam air, cukup sulit untuk mengatur komposisi. Bayangkan seperti kemarin untuk bisa tenggelam agak cukup lama saya harus dibantu tubuh saya diinjak Marsono supaya bisa tenggelam dan ndak sengaja melayang di air. Kendala lainnya lagi, kalau subyek cukup jauh terkadang auto fokus juga agak kesulitan untuk mendapatkan hasil yang tepat, sering meleset karena kerapatan air dan juga terkadang ada obyek obyek lain yang mengganggu fokus. Belum lagi semakin subyek jauh dari kita maka ketajaman akan berkurang cukup banyak, bahkan terkadang terbias dengan warna biru air sehingga kontras nya pun juga berkurang banyak.

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Sempat terpikirkan beberapa solusi untuk nantinya digunakan ketika memotret underwater di Derawan pertengahan November. Solusi pertama adalah membeli casing waterproof Dicapac untuk DSLR. Jadi nanti masih bisa digunakan untuk melindungi kamera dslr ketika bersnorkeling. Dan tentunya masih bisa menggunakan lensa wide 16-35 untuk mengatur komposisi yang lebih bisa menggambarkan kondisi alam sekitarnya. Selain itu tentunya (harusnya) hasilnya juga lebih bagus dibanding menggunakan kamera poket. Kekurangannya perlu mengorek-orek lagi celengan ayam untuk membeli casing waterproofnya. Dan sayangnya umur pakai berdasarkan pengalaman sebelumnya cuma bisa bertahan 1,5 tahun. Jadi kalau memang jadi beli casing waterproof musti sering-sering digunakan selama 1 tahun ke depan supaya tidak sia-sia.

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Alternatif berikutnya adalah tetap menggunakan kamera poket tapi memotret panorama sehingga bisa didapatkan subyek dan kondisi sekelilingnya. Teorinya sih mudah, tinggal memotret beberapa kali dengan toleransi jarak paling tidak 25% supaya mudah nantinya untuk digabungkan. Tapi praktenya ampun ampun :D. Dari beberapa kali percobaan kemarin hanya beberapa yang cukup bagus. Kendalanya kesulitan pemotretan panorama di bawah air antara lain lcd kurang begitu jelas ketika digunakan untuk memotret. Jadi lebih banyak mengandalkan feeling. Komposisi juga karena kurang jelasnya lcd sehinga lebih banyak juga mengira-ira. Setingan juga harus dirubah ke manual kalau tidak hasilnya akan berbeda dan tidak terlalu bagus. Riak air yang dinamis juga pastinya akan membuat hasil panorama kita akan tidak menyambung sempurna karena berubah terus.

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Selain tentunya bagaimana kita menjaga keseimbangan di dalam air, membagi tugas otak antara memotret dan mengatur oksigen hahahah

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Walau maih belum terlalu bagus, tapi sudah cukup bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kendala komposisi dengan kamera poket

Underwater #4 : Pano Bawah Air

Ke depan pengen nyobain apalagi ya.. pengen bisa split under fotografi, tapi nampaknya bakalan kesulitan karena tidak menggunakan dome.