Setelah sekitar 3 bulan berada di Komodo dan beruntung sempat menjajal beberapa diving spot di Komodo. Biasanya diving di sekitaran bagian tengah dan utara Komodo. Baru sekali turun sampai ke selatan walau hanya satu hari dan satu lokasi saja.

Sebagian besar dive spot di Komodo memang berarus, tapi jangan takut ada juga yang tenang kok. Saya coba menuliskan yang paling saya sukai. Dan masing-masing orang punya pilihan yang berbeda-beda pastinya.

dive spot favorit

Manta Alley

Lokasi: Selatan
Arus: Medium
Kedalaman: 25 meter
Visibility: 10-20m
POI: manta rays, kalau beruntung mola mola
Jenis diving: hook,
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 21C

manta alley
manta alley

Walau saya baru pertama kali ke sana, dan dinginnn (brrrr) tapi manta alley berhasil dengan sukses membuat saya jatuh cinta. Puluhan manta ray berbaris di depan, atas dan belakang kami. Sekitar 25 menit dari foto pertama saya jepretkan hingga terakhir kami harus berpamitan untuk menuju tempat yang lebih dangkal.

Saya baru pertama melihat parade manta ray seperti di manta alley. Biasanya mereka berkeliling memutar di atas kita kalau di manta point. Tapi di manta alley, mereka berbaris seperti parade.

Sesekali mereka lewat di atas kepala, sehingga membuat saya beberapa kali menengadah ke atas kepala. Atau harus juga sering-sering menengok ke belakang karena di belakang kami pun manta ray berbaris.

Walau mungkin kami bisa dibilang beruntung melihat manta rays sebanyak itu, mungkin lain kali kami ke sini lagi tidak seberuntung sekarang. Namanya juga di alam liar kan.

Tapi grup lain dari kapal lain, mereka lebih beruntung. Turun jam 6 pagi dan bisa melihat mola mola !!!!

Batu Bolong

Lokasi: Tengah
Arus: Tenang – medium
Kedalaman: 30 meter
Visibility: 10-20 meter
POI: big fish, anthias, terumbu karang, reef sharks
Jenis diving: zig zag di area terlindung
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 26-27C

merah anthias batu bolong

Begitu turun, kami disambut keriuhan aktivitas hilir mudik di bawah kami. Semakin turun ke bawah aktivitas memang semakin berkurang. Tapi kami menjumpai grey reef shark yang sedang bersandar di salah satu slope dekat wall. Sesekali napoleon wrasse besar berwarna kuning melewati kami seakan tidak peduli. Giant trevally berbaris berkelompok, sementara di kejauhan barakuda besar sendirian mengawasi kelompok kami.

Batu bolong merupakan tempat favorit saya kedua di Komodo.

Diving di batu bolong tergantung dengan pasang dan arus. Kita biasanya diving di salah satu sisi yang terlidung. Ketika mendekati salah satu bagian ujung kita bisa melihat arus kuat yang mengalir dari depan. Terkadang arus bawah (down current) terlihat jelas, dan biasanya kita akan berputar balik arah lagi.

Tapi kalau pas lagi slack, kita bisa lebih leluasa mengeksplorasi dari satu sisi ke sisi lainnya. Di salah satu bagian ada celah yang bisa kita lewati kalau tidak ada arus. Biasanya di sekitar sini kita bisa melihat hiu grey reef shark.

Tapi hati-hati, kalau kita melihat ikan besar berbaris membentuk formasi, karena kemungkinan tidak lama kemudian arus akan terjadi dan kita musti bersiap untuk berpindah ke tempat yang lebih aman.

Saat safety stop pun kita masih akan dijamu dengan ratusan anthias merah yang berenang acak ketika salah satu blue trevally mendadak menyergap. Mooray eel sesekali mengeluarkan kepalanya, membuka mulutnya dan menatap kita.

Dan begitu kita naik kembali ke perahu, kita pasti akan tersenyum dan berharap bisa kembali lagi ke Batu Bolong.

Siaba Besar

Lokasi: Tengah
Arus: Tenang
Kedalaman: 15 meter
Visibility: 10-20 meter
POI: turtle, terumbu karang
Jenis diving: relax, sandy bottom, hard coral
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 26-27C

komodo-siaba-besar-penyu
komodo-siaba-besar-penyu-nangkring

Komodo kan berarus kencang, mana bisa kita diving santai di Komodo. Itu yang menjadi salah satu pertanyaan dalam hati sebelum menyeburkan diri di Siaba Besar.

Siaba Besar yang berbentuk teluk, terlindung dari arus, menjadi rumah untuk para penyu. Sesekali ketika kita berada di kapal, bisa melihat kepala mereka menyembul di permukaan untuk menghirup udara.

Begitu kita turun menyelam, tergantung dimana kita turun, bisa di bawah berpasir atau di terumbu karang, kita tidak akan merasakan arus kencang. Bahkan cenderung tenang tanpa arus.

Kalau turun di sandy bottom, kita bisa berkeliling sebentar mencari obyek-obyek kecil sebelum kemudian mengarah ke bukit karang. Di sana kita akan berjumpa dengan begitu banyak penyu.

Ada yang sedang nongkrong seperti tertidur, ada juga sedang lahap mengunyah makanan. Di belakang terlihat beberapa penyu yang berenang ke atas untuk menghirup udara, tak lama kemudian beberapa penyu yang turun kembali berselingan membuat kita merasa sedang berada di kota penyu.

Dalam satu frame kamera kadang kita bisa menjumpai 4 penyu bersamaan. Bahkan pernah dalam satu batu, kami menjumpai 3 penyu yang sedang tidur-tiduran.

Diving di Siaba Besar, karena menarik dan tidak terlalu dalam, bisa lebih dari satu jam. Pastikan untuk membawa kamera jadi tidak bosan ya 😀

Crystal Rock

Lokasi: Utara
Arus: Tenang
Kedalaman: 30 meter
Visibility: 10-20 meter
POI: reef shark, giant trevally, school of fusillier
Jenis diving: slope, hook,
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 27C

Crystal Rock
Crystal Rock

Dive spot berarus yang jadi salah satu favorit saya berikutnya. Di Crystal Rock ini saya masih berani membawa kamera besar saya. Karena walau berarus cukup kencang, masih banyak tempat untuk bersembunyi. Selain itu separo waktu diving kita habiskan di area terlindung yang biasanya juga banyak scholing jacknya.

Pertama kali kita turun biasanya di daerah split, daerah pertemuan dua arus. Dimana di daerah itu biasanya pertunjukan dimulai.

Kita bisa melihat beberapa hiu black tips reef lalu lalang diantara schooling fusilier. Giant trevally juga sering kita jumpai lalu lalang.

Minggu kemarin, pas kita turun malah tidak ada arus. Dan kita malah menjumpai scholing blue fusiler yang bergerak menyerupai tembok alam.

Giant trevally juga tampak lalu lalang diantara mereka. 2 grey reef shark cukup besar juga berpatroli dan menjauh ketika melihat kehadiran kami.

Setelah 100 bar biasanya kami mulai perlahan naik ke tempat lebih dangkal. Berada di belakang batu karang yang muncul di permukaan.
Terkadang kita bisa menjumpai eagle ray melewati batu dan kemudian melayang menjauh. Sesekali juga sempat menjumpai big mooray eel yang mencoba mencari perlindungan di antara batu karang yang tidak terlalu besar.

Jangan lupakan napoleon wrase yang sering tiba tiba muncul mendekat dan kemudian bergerak menjauh kembali.

Shotgun

Lokasi: Utara
Arus: Medium – Kencang
Kedalaman: 15 meter
Visibility: 10-15 meter
POI: reef shark, giant trevally, manta ray
Jenis diving: drift dive
Rekomendasi membawa kamera: gopro, pocket kamera
Temperatur : 27C

mendekati shotgun
mendekati shotgun

Lokasi berarus kedua yang menjadi favorit saya di Komodo. Bahkan untuk tamu-tamu dari China, shotgun ini menjadi salah satu tujuan utama mereka.

We want shotgun.. where’s shotgun.. begitu biasanya mereka kalau sedang diving di komodo dan belum ke shotgun. Entah promosi seperti apa yang mereka dengar di negara mereka tentang shotgun hahahaha.

Shotgun berada di antara Gili Lawa Darat dan Gili Lawa Laut, celah yang memisahkan kedua pulau itu.

Sebenarnya yang bernama shotgun itu sendiri hanya berupa satu celah sempit. Di bagian tengah berupa mangkok yang cukup lebar dengan kedalaman sekitar 20 meter.

Di bagian mangkok ini sering kita jumpai reef shark wira wiri.

Kalau arus kencang, biasanya kita langsung terbang ke celah sempit, yang dengan hempasan kencang akan membawa kita seperti melayang melewati ngarai-ngarai di bawah kita.

Tapi kalau arus tidak terlalu kencang kita bisa mengeksplorasi bagian mangkok dan melihat sekeliling.

Tapi kalau tidak ada arus kami menyebut dive spot ini Couldron. Kalau arus kencang, baru kami menyebut shotgun.

Beberapa tamu kadang mengulang dive spot ini karena masih merasa penasaran dengan arus kencang shotgun.

Setelah melewati celah shotgun, usahakan untuk berenang mendekat ke arah kiri, supaya nanti bisa bersiap berbelok ke kiri masuk ke protecte area yang berupa daerah dengan bawah berpasir. Kalau arus terlalu kuat dan membawa kita ke arah kanan, siap siap untuk segera naik ke atas dan memasang sosis supaya awak perahu tahu dimana kita muncul.

Di daerah terlindung di akhir diving, kita bisa menjumpai glass fish di salah satu batu karang. Cocok untuk berfoto-foto.

Saya kadang membawa kamera besar ketika di shotgun, tapi lebih sering cuma membawa gopro sih, biar bisa menikmati arus kencangnya dan tidak takut ada apa-apa dengan kameranya.

Manta Point

Lokasi: Tengah
Arus: Medium
Kedalaman: 10-15 meter
Visibility: 10-15 meter
POI: manta ray, shark, eagle ray
Jenis diving: drift dive
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 27C

bertemu manta
close encounter with manta

Selain manta alley, Makassar Reef juga menyandang sebutan sebagai salah satu tempat untuk bisa melihat manta rays di alam.

Daerah seluas sekitar 2 km ini membentang dari utara ke selatan. Arus yang mengalir dari Laut Flores membawa banyak plankton ke Samudra Pacifif.

Dasar yang berupa ruble coral seakan membawa imajinasi saya ke planet asing. Apalagi ketika dibawah bertemu dengan manta ray sebesar 2-3 meter yang melayang denggan anggun di depan kita. Jarak dekat.

Kalau beruntung kita bisa menikmati tarian manta ray yang sedang cleaning di sekitar batu karang. Saya pernah hingga sepuluh menit menikmati mereka berputar putar di antara batu karang.

Sesekali juga ketika kami mengikuti arus berjumpa dengan manta ray yang lewat di depan kami, melayang dengan anggun dan menghilang di belakang kami.

Tapi sering juga kami hanya berputar-putar tanpa tujuan jelas mencari keberadaan manta ray yang seakan menghilang tanpa jejak begitu saja.

Jarak pandang yang terbatas menjadi salah satu alasan kenapa kadang kita tidak menjumpai manta rays ketika diving di Makassar Reef ini.

Kalau beruntung kita bisa juga menjumpai eagle ray yang melayang menjauh melawan arus. Atau marble ray yang mencoba menyembunyikan diri di bagian berpasir.

Kalau sama sekali tidak berjumpa dengan manta, ya dinikmati saja, kita tidak bisa menjamin bisa selalu bertemu dengan mereka di alam bebas kan.

Kalau betah kami bisa lebih dari 60 menit di manta point. Apalagi kalau melihat banyak manta ray sepanjang perjalanan. Dengan kedalaman rata-rata 10 meter memang kita bisa tidak terlalu boros .

Tatawa Besar

Lokasi: Tengah
Arus: Medium
Kedalaman: 25 meter
Visibility: 10-20 meter
POI: reef shark, soft coral, penyu
Jenis diving: drift dive
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 27C

surf the current
surf the current

Begitu turun dari perahu, kita langsung akan terseret arus melewati punggungan yang berkuntur slope. Yang menarik dari Tatawa Besar adalah banyak kita jumpai soft coral yang menyala ketika terkena cahaya strobe atau lampu kita.

Saya beberapa kali memotret tanpa sempat melihat kamera untuk menentukan komposisi karena posisi yang bergerak mengikuti arus. Tapi hasilnya cukup bagus sih.

Terkadang kita akan berjumpa dengan penyu yang melayang perlahan melawan arus, atau melayang ke permukaan mencari udara.

Di akhir diving arus semakin melemah dan kita bisa melewatkan sisa waktu diving dengan mencari hal-hal kecil di sekitar dive spot

Siaba Kecil

Lokasi: Utara
Arus: medium
Kedalaman: 25 meter
Visibility: 10 meter
POI: giant trevally, turtle
Jenis diving: drift dive
Rekomendasi membawa kamera: gopro, pocket kamera
Temperatur : 27C

ngedrift di shotgun
ngedrift di shotgun

Berarus dan memacu adrenalin. Itu yang menggambarkan diving di Siaba Kecil. Pernah dari satu ujung pulau ke ujung lain hanya kami tempuh dalam waktu 7 menit.

Pertama turun di Siaba Kecil dulu saya membawa kamera dslr. Dan tidak banyak yang bisa diambil. padahal sepanjang overhang yang kami lewati banyak kami jumpai ikan yang berkumpul.

Tapi untungnya diakhir diving, ketika sudah masuk ke daerah terlindung, arus tenang. Biasanya dimanfaatkan untuk mencari obyek-obyek kecil atau memotret di antara soft coral yang menyerupai padang rumput.

Tapi kalau Anda pemuja adrenalin, bolehlah dicoba memasang hook di tengah-tengah arus. Merasakan arus kencang komodo yang bisa melepaskan masker hihihihi.

Castle Rock

Lokasi: Utara
Arus: Medium
Kedalaman: 30 meter
Visibility: 10-20 meter
POI: reef shark, giant trevally, school of fusillier
Jenis diving: slope, hook,
Rekomendasi membawa kamera: gopro, pocket kamera
Temperatur : 27C

pontang panting safety stop

Castle Rock sebenarnya mirip dengan Crystal Rock. Bedanya kalau di Crystal rock kita masih punya tempat berlindung karena batu menyembul di permukaan, di Castle Rock, bagian atas batu masih berada di bawah laut, sekitar 7-6 meter.

Nah repotnya ketika harus safety stop, arus bergerak acak membuat kami harus terombang-ambing walau sudah menggunakan reef hook.

Saya beberapa kali terlempar ke luar ketika membawa kamera besar di Castle Rock ini. Setelah itu lebih memilih menggunakan gopro saja.

Kita juga akan bisa menjumpai beberapa hiu, giant trevally di sekitar split, dikedalaman di bawah 20 meter. Biasanya kami hooking kalau banyak yang bisa dilihat.

Tapi kalau tidak terlalu banyak yang bisa dilihat kami berkeliling sembari menikmati yang ada di bawah laut.

Mawan

Lokasi: Tengah
Arus: Tenang – Medium
Kedalaman: 25 meter
Visibility: 10-20 meter
POI: reef shark, manta ray,
Jenis diving: drift dive
Rekomendasi membawa kamera: Ya
Temperatur : 27C

komodo-mawan
komodo-mawan-parrot-fish

Mawan juga menyandang nama sebagai manta point kedua di Komodo. Seringkali di bagian yang dekat dengan sandy bottom kami menjumpai manta ray yang sedang cleaning. Atau terkadang berjumpa dengan manta ray yang melayang dan kemudian menghilang menjauh.

Selain itu sebenarnya tidak terlalu banyak yang bisa kita lihat dari Mawan sih.

Kita hanya mengikuti arus sembari mencoba mencari keberadaan manta ray. Sesekali berjumpa dengan reef shark yang sedang rehat-rehat di dasar.

Itu 10 dive spot favorit saya, walau sebenarnya masih ada beberapa dive spot lainnya yang saya sukai.

Diving Spot Menarik Lainnya

Secret Garden dengan kejutan schooling mobula rays nya, Tatawa kecil dengan overhang dan susunan batuan karang yang menarik, walau kalau pas arus kencang bikin kebat-kebit juga. Golden Passage dengan peluang ketemu schooling Giant Trevally dan hiu.

Dan yang menarik dari diving di Komodo ini adalah, satu tempat yang sama, lain waktu, bisa berbeda pengalaman yang kita dapatkan.

So kapan kalian mau diving di Komodo ?

Catatan : Dive spot yang disebutkan di artikel merupakan dive spot pilihan penulis, jadi masing-masing orang mungkin beda pilihan. Untuk keterangan tentang dive spot juga menyesuaikan pengalaman penulis selama beberapa bulan diving di Komodo. Kalau ada yang kurang tepat, mohon dikoreksi ya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *