Sepanjang siang cuaca masih belum berubah, kabut masih menutupi desa Cemoro Lawang. Tapi kurang begitu berpengaruh juga sih soalnya selepas makan siang juga aktivitasnya tiduran merehatkan tubuh setelah malam sebelumnya sempat begadang. Sore hari juga masih belum berubah. Sembari ngemil biskuit dan menunggu matahari terbenam di salah satu sudut kebun, tapi ternyata mendung dominan membuat sore itu menjadi kelabu.

bromo mendung menggayut

Sekitar jam 7 malam sembari makan malam kabut berlahan menghilang dan kerlip bintang terlihat di langit. Wah.. nampaknya kentang goreng yang barusan saya makan punya pengaruh bikin cuaca jadi cerah nih ujarku sembari mempercepat melahap habis kentang gorengnya. Susu jahe tegukan terakhir menutup hidangan makan malam dan saya bergegas ke arah kebun yang dari sana bisa melihat gunung Bromo dan gunung Batok.

star trail @bromo

Ya malam ini bintang berpijar cerah di atas gunung Bromo. Tripod kembali saya keluarkan dan kamera segera terpasang di atasnya.Beberapa jepretan sebelum kembali mengemas kamera dan kembali ke penginapan. Kok kembali, bukannya sekarang malam berbintang di bromo ? Ya memang, tapi tujuan begadang @bromo kali ini untuk mengabadikan milky way di atas Bromo, dan milky way baru akan keluar sekitar pukul 12 malam untuk saat ini. Jadi simpan energi, tidur dulu sebelum nanti kembali bangun dan mencari lokasi yang tepat untuk memotret milky way.

Siapkan semua perlengkapan memotret, asesoris dan pakaian hangat, taruh di tempat yang mudah dijangkau, pasang weker 23.03 di dua hape siapa tahu nanti ndak bisa kebangun, dan masuk ke dalam selimut tebal. zzzzzzzz

23.00 sebelum weker berbunyi sudah terbangun, seringkali begitu, kita ingin bangun jam berapa terkadang lebih dulu bangun dibanding jam wekernya. Tidak lupa setelah itu mampir ke kamar mandi buat setoran dulu. Cek keluar rumah, bintang masih terlihat jelas di atas sana. yipppiiiii… semesta merestui…

Kaos panjang, jaket dobel dua, sarung tangan, topi kupluk dan sepatu. Seepp sekarang bergegas mencari tempat. Penanjakan satu saya rasa tempat yang paling tepat untuk bisa mengabadikan gunung bromo dengan milky way. Sebelumnya saya sudah mempunyai gambaran seperti apa foto yang saya ingin abadikan. Baru jalan 100 meter sudah ngos-ngosan.. puff… beruntung ada beberapa orang yang mangkal di dekat pertigaan. Nego singkat dan tak berapa lama kemudian motor melaju melewati lautan pasir..

Selepas lautan pasir, motor bebek yang kami tumpangi menggeram pelan mencoba melahap jalan menanjak yang berliku-liku. Hingga pada satu tanjakan yang cukup panjang motornya ndak kuat.. “saya turun mas” ucap saya sambil meloncat dari jok motor supaya motor tidak nggelondor turun. Eh malah tak berapa lama kemudian mas Andi berhenti. Mas nya saja yang naik motor, kan bawaanya banyak. Hahahaha..jadilah saya yang naik motor dan menyusul di belakan mas Andi berjalan kaki menyusul dari belakang. Beruntung setelah itu jalan menanjak sudah tidak securam di bawah tadi. “Saya niatnya pengen ganti gear mas, tapi belum sempat” Mas Andi beralasan kenapa motornya agak rewel. “Ndak papa mas, idep-idep olahraga pagi” balas saya sembari ketawa kecil melihat mas nya ngap-ngapan juga menyusul motor tadi.

Jalanan masih sepi sekali, sama sekali tidak berpapasan dengan orang lain saat itu. Ketika sampai ke pananjakan juga warung-warung masih belum ada yang buka. Berbeda dengan kunjungan beberapa waktu yang lalu sekitar pukul 3 pagi dimana Pananjakan sudah ramai seperti pasar tiban dengan pengunjung berjubel dan jeep yang memarkir mobilnya jauh di bawah. Dengan sedikit motivasi memberanikan diri, akhirnya kulangkahi tangga demi tangga menuju ke view poin di pananjakan. Jrenggg.. di depan mata terpampang pemandangan paling indah. Gunung Bromo, Gunung Batok, berlatar belakang Gunung Semeru dan pendaran kabut bima sakti melintang di atasnya. Amazingggggggg….

melintas bromo

Segera kamera kuletakan di atas tripod dan mencari lokasi yang paling enak. Beruntung saat itu masih sepi sekali, bahkan ndak ada orang sama sekali.. eh..ndak ada orang… kok aku berani sendirian ? Mungkin karena terpesona dengan keindahannya sehingga sejenak terlupakan rasa takut akan gelap. Setelah beberapa frame jepretan lama-lama tersadar, sepi juga ya… jiaahhhh..

Akhirnya kembali turun ke tempat parkiran dan minta mas Andi yang mengantar saya untuk ikutan ke atas, sepi mas di atas, ndak ada teman ngobrol #alasan.

milky way di atas bromo

Setelah itu kembali kamera mengabadikan menit demi menit pergerakan milky way dari yang semula melintang dan sekarang vertikal ke atas. Dan menjelang pukul 3 pagi, iringan jeep dari cemoro lawang dan malang mulai bergerak melintasi lautan pasir. dan tak berapa lama kemudian pananjakan pun ramai riuh dengan orang-orang yang ingin menikmati matahari terbit. Tempat duduk di view poin yang tadinya sepi sekarang ibarat pasar malam.

Musti bangun pagi, menyusuri jalanan yang menanjak dan berebutan lokasi pula. Padahal matahari terbit bisa setiap hari sebenarnya kita saksikan di mana saja. Tapi memang mungkin karena penuh perjuangan jadinya melihat matahari di bromo ini jadi berkesan.Sayangnya pagi itu matahari malah ngumpet, keliatan sebentar bulatan terangnya setelah itu bersembunyi di balik awan.

selamat pagi bromo

Selamat pagi bromo, semoga engkau selalu indah dan membawa kenangan untuk kita semua.