Menjelang pukul 7 malam, lantai dua salah satu tempat nongkrong di pojokan Mangkunegara terlihat ramai. Beberapa orang, yang sebagian besar menggunakan kaos hitam dengan tulisan Solo Drone Fly memenuhi salah satu sudut pojokan yang terpasang lcd proyektor yang memuat salah satu adegan promosi dari produk terbaru dari DJI spark. Solo Drone Fly atau teman teman kadang menyebut sodron saat itu sedang berkumpul untuk halal bihalal selepas lebaran.

Mc dan asistant nya :p
Videografer berdedikasi.. sampai beruban rambutnya :p
persiapan pembukaan

Dihadiri sekitar 30 anggota SDF pertemuan kali ini membahas beberapa agenda. Selain saling bersilaturahmi dan ajang saling kenal para anggota, juga ada beberapa pemateri yang membagikan pengalaman mereka.

Topik awal tentu saja yang baru jadi bahan perbincangan teman-teman yang menyukai perjalanan dan ingin mengabadikan perjalanan mereka dari udara dengan cara lebih ringkas. DJI yang baru saja merilis spark, drone mini seukuran handphone, memang menjadi sebuah sensasi. Apalagi saat ini masih belum terlalu banyak yang memiliki.

DJI spark

Jadi ketika mas Darwin yang saat itu membawa dji spark dengan karton boks nya maju ke depan, beberapa dari kami juga bergegas mengarahkan pandangan ke depan, penasaran dengan isinya. Memang benar-benar mungil, karton box nya juga ndak terlalu besar, lebih mirip box handphone malah.

kayak kotak handphone malahan

Begitu dikeluarkan ukurannya mini, sebesar handphone. Dan muat untuk diletakan di telapak tangan. Berbeda jauh dengan phantom 3 pro yang saya punya yang untuk bepergian harus bawa tas hardcase besar. Dengan Dji spark ini kayaknya cukup bawa tas kecil saja sudah bisa membawa pergi kemana-mana. Ukurannya juga separuh dari mavic kalau dibuka propelernya. Kalau dilipat ya sekitar 3/4 lah perbedaannya.

box nya pun kecil mungil

Yang bikin menarik, kemarin waktu di coba di dalam ruangan ternyata terbangnya cukup stabil. Memang dibutuhkan cahaya yang cukup, kalau terlalu gelap dji spark, menurut om Darwin jadi kurang stabil.

ringkas
segengaman tangan

Untuk pembelian yang dji spark tanpa remote, bisa dijalankan dengan handphone atau bisa juga dengan sensor gerakan. Tapi untuk sensor gerakan pertama kali harus mengenali wajah pengguna dulu baru nanti bisa digunakan untuk mengatur gerakan spark. Kemarin karena cahaya lampu kurang memungkinkan untuk mencoba sensor gerak dji spark, jadi pengontrolan spark menggunakan handphone.

Selain ukuran yang kecil dan sensor gerak, sebenarnya ada beberapa kekurangannya juga dibanding kakak-kakaknya, mavic maupun phantom 4 pro. Dji Spark hanya bisa untuk video dengan resolusi 1920×1080 belum 4K. Selain itu spark juga hanya bisa menggunakan mode default tidak bisa diatur setingan kamera nya.

Oiya.. dji spark juga cuma bisa untuk foto dengan format jpg, padahal untuk mendapatkan foto terbaik sangat disarankan yang bisa mode RAW atau DNG.

Baterai juga berpengaruh besar, untuk dji spark hanya bisa digunakan untuk sekitar 16 menit sedangkan untuk mavic bisa sampai sekitar 27 menit waktu terbangnya.

kemarin saya coba di kamar rumah stabil lho

Menurut om Darwin, dengan menggunakan handphone biasanya jarak terbang dji spark hanya sekitar 50 meter sebelum mulai kehilangan koneksi. Itu belum lagi pengaruh interferensi benda benda lain yang mungkin bisa mengurangi konektivitas dengan drone.

hover stabil

Sekarang kembali lagi ke kebutuhan kita kan, butuh hanya sekedar buat dokumentasi perjalanan dan selfie serta tidak mau terlalu ribet dengan harus membawa remote dan lain sebagainya ya dji spark bisa jadi rekomendasi yang tepat untuk Anda. Tapi kalau butuh waktu lebih lama, ukuran juga tidak terlalu besar, jangkauan lebih luas dan juga video 4k mavic pro bisa lebih memenuhi kebutuhan Anda. Kalau memang ingin yang lebih baik lagi, dan mau agak sedikit ribet karena ukuran lebih besar dan harus dengan tas sendiri, ya phantom 4 pro bisa jadi pilihan Anda. Kalau dana lebih lebih ya silakan inspire saja sekalian. Saya ya masih cukup puas dengan phatom 3 pro, soalnya punya nya baru itu, mau dijual buat meminang mavic pro kok masih nambah terlalu banyak, apalagi kalau harus dengan 3 baterai wkwkkwkww.. maksimalin yang ada dulu aja deh, siapa tahu ada yang mau sponsorin wkwkwkw

Tema berikutnya membahas mengenai bagaimana mencari uang dari drone yang kita punya. om Raditya Maulana berbagi pengalaman bagaimana hasil jepretan baik foto maupun video dari drone kita bisa menghasilkan. Kan beli drone juga butuh biaya yang tidak sedikit, jadi kenapa ndak dimaksimalkan buat cari duit juga kan.

menghasilkan uang dari drone
sharing mas Raditya

Mas Raditya sharing pengalaman bagaimana salah satu foto udara yang diambil di pulau Kenawa, Sumbawa bisa masuk sebagai salah satu foto di majalah salah satu penerbangan. Bagaimana juga memasarkan foto maupun footage hasil drone ke beberapa agensi luar seperti envato, shutterstock, adobe stock, EyeEm dan beberapa agensi lainnya. Tapi sayang kurang begitu dibahas lebih detail soal potensi berapa banyak pendapatan dari microstock.

Setelah itu pembahasan berlanjut ke soal penentuan tarif untuk dokumentasi menggunakan drone. SDF sendiri masih menggunakan patokan harga yang juga sudah menjadi standar di jogja, sekitar 800 ribu s/d 1 juta untuk satu baterai.

sharing om pandu soal harga

mas Pandu juga banyak bercerita mengenai perbedaan harga untuk dokumentasi drone yang kadang sampai tidak masuk akal. 150 ribu untuk satu baterai.. lha itu kalau nanti drone nya jatuh trus rusak apa masih ada dana buat perbaikan dengan tarif segitu ?

Tapi memang kenyataan di lapangan yang terjadi mungkin harga tidak bisa sesuai sama dengan yang disepakati. Tinggal bagaimana nanti deal kita dengan klien kita masing-masing. Kebutuhan seperti apa yang mereka butuhkan.

Sesi ini mas Ryo Widagdo yang sudah berkecimpung dengan drone semenjak masih pakai drone rakitan yang tanpa gimbal dan phantom 2 vision yang masih menggunakan go pro. Menurut mas Rio, awal awal dulu sekali job masih bisa dapat harga tinggi, dua sampai dua setengah juta untuk job dokumentasi dengan drone.

Tapi sekarang karena drone sudah bukan barang ekslusif lagi dan banyak yang menggunakan maka susah untuk bisa dapat harga setinggi dulu. Tapi tinggal bagaimana kreatifnya kita mengatasi hal tersebut. Yang penting skill kita sudah matang dulu, jadi nanti klien juga akan bisa membedakan hasil yang bagus dengan yang biasa-biasa saja.

Jangan sampai kita kasih harga tinggi tapi ternyata hasil kita kurang bagus, jangan juga kita kasih harga terlalu rendah untuk skill dan hasil yang bagus.

ngumpul ngumpul nambah sedulur
sori lek.. dadine ngeblur 😀
guyub rukun

Sebelum selesai, saling berkenalan dengan beberapa teman teman yang baru bergabung dengan SDF. Sebagian besar dari mereka tertarik untuk menggunakan mavic pro sebagai armadanya.

Acara diakhiri dengan foto bersama, setelah sebelumnya diputuskan untuk mengadakan acara rutin SDF dua bulan sekali untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan.

foto keluarga | credit foto : @Panduplayon

Terima kasih untuk semua ilmu dan pengalaman yang sudah didapatkan kemarin di halal bihalal Solo Drone Fly. Sampai bertemu kembali, baik di udara maupun di darat. Sedulur – Mabur – Akur, Salam satu angkasa !!! (iki jare koh ifam)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *