memotret-milky-way-jembatan-krisak

“Rame ndak lokasinya ?” tanyaku memastikan lokasi untuk hunting foto milky way jembatan Krisak nanti tidak terganggu banyak lalu lalang kendaraan bermotor. Lampunya itu lho yang pasti bakalan bikin bocor foto berdurasi 20 detikan nanti. “Sepi kok, kemarin pas aku ke sana” balas Dwi “Kebo”. Okay kalau begitu kita hunting milky way di sana kapan-kapan.

Untuk pertengahan bulan Agustus, milky way memang sudah bisa dinikmati selepas mentari terbenam hingga tengah malam. Jadi kami tidak perlu harus begadang untuk hunting milky way nya. Bisa berangkat sore dan pulang selepas jam sembilan atau sepuluh malam. Beruntung juga kondisi saat ini menjelang bulan mati, sehingga tidak banyak terganggu cahaya bulan.

Persiapan Peralatan

peralatan memotret milky way

Siang harinya, saya menyiapkan beberapa peralatan yang rencana saya bawa. Dua bodi kamera, Canon Eos R dan 6D, beberapa lensa, samyang 14mm f/2.8, canon 16-35mm f/4, sigma 35mm f/1.4 dan lensa tele canon 70-200mm f/4 siapa tahu dibutuhkan kalau langit gelap dan bisa untuk memotret deep sky objects (DSO). Kamera Theta 360 juga tidak lupa saya isi ulang baterainya sekaligus mengecek isi penyimpanan internalnya.

Saya juga menyiapkan tracker Sky Adventure apabila dibutuhkan untuk memotret nebula atau milky way dengan durasi lebih dari 30 detik. Fungsi utama tracker ini adalah untuk menyamakan dengan rotasi bumi sehingga kalau pengaturannya sesuai, bisa memotret lebih dari 30 detik tanpa menjadikan foto bintang bergerak (star trail).

Tripod juga saya siapkan dua, satu untuk tracker dan satu untuk kamera biasa. Saya juga menyiapkan dudukan untuk handphone apabila nanti dibutuhkan untuk mencoba memotret milky way dengan handphone xiaomi redmi note 8 pro.

Tidak lupa mengisi baterai kamera, dan baterai AA untuk flash, tracker dan head lamp. Kabel rilis juga saya masukan ke dalam tas. Cek ulang apakah memory card sudah terpasang di kamera dan sudah dalam kondisi kosong. Untuk yang pengen lebih tahu tentang peralatan yang saya bawa ketika hunting landscape silakan dicek di artikel peralatan memotret pemandangan

Perencanaan

Posisi jembatan JLK Krisak yang menghadap jalan utara – selatan memang rasanya pas untuk dijadikan latar depan foto milky way. Tinggal nanti cari posisi terbaik ketika sudah sampai ke lokasi. Sebelumnya sudah ada Dwi “kebo” yang pernah mengunjungi lokasi jadi kami bisa mengulik kira-kira posisi terbaik memotret milky way berada di sebelah mana.

google maps jembatan krisak

Saya juga membuka google maps untuk memastikan posisi jembatan dan kira-kira obyek menarik apalagi yang bisa dijadikan foreground untuk foto milky way nya. Dan ternyata di google nama jembatannya berbeda beda haha.. Jembatan Selfie, Jembatan JLK, jembatan merah, jembatan nusantara dan jembatan serut.

posisi milky way

Selain itu tentunya mencari info posisi milky way dengan menggunakan aplikasi Stellarium. Salah satu aplikasi favorit saya dalam membantu menentukan kapan waktu yang tepat untuk memotret milky way. Dari stellarium kita bisa mengetahui posisi milky way sudah akan mendekati vertikal selepas matahari terbenam. Jadi kita bisa menentukan nanti posisi kamera kita musti vertikal dan harus difoto dengan menggunakan lensa wide untuk mendapatkan foreground jembatan krisak dan latar belakang milky way.

Rencana Tinggal Rencana

Rencana awal kami berangkat dari Solo sekitar pukul 4 sore, tapi apa daya rencana tinggal rencana. Sekitar pukul 6 sore kami baru menyusuri jalan Sukoharjo – Wonogiri. Perjalanan cukup lancar dan kami tiba di lokasi yang ternyata kalau malam ada beberapa warung makan yang buka di pinggir jalan. Kondisi jembatan saat itu gelap tidak ada lampu penerangan. Tapi normalnya ada lampu penerangan, yang malam itu ternyata baru ada gangguan sehingga mati. Beruntunglah kami tidak bocor fotonya.

Posisi Milky way

milky way di atas jembatan krisak

Milky way sudah membentang nyaris 70 derajat, posisi kamera berarti harus vertikal supaya bisa mendapatkan bentangan inti milky way nya. Beruntung malam itu walau ada beberapa kendaraan lalu lalang, tapi tidak terlalu banyak. Walau memang akhirnya beberapa frame terpaksa dikorbankan karena lampu lampu kendaraan yang langsung membuat foto over exposure.

Foto Profil

Salah satu alasan beberapa teman tertarik ikutan kalau ada hunting foto milky way tentunya buat ganti foto profil, hiahahaha. Bahkan Icuk rela bermotor ria dari Solo dengan membawa motor maticnya demi berganti foto profil.

Setelah beberapa frame untuk mengetes hasil foto, Icuk yang sudah bersiap dengan motor maticnya bergegas mengambil posisi di depan jembatan. Suryo sebagai asisten dengan bantuan penerangan lampu hape menunggu aba-aba untuk mengarahkan satu dua sorot cahaya. Setingan dua puluh detik terkadang harus diulang karena sesekali lampu kendaraan bermotor membuat cahaya jadi berlimpah, over deh.

ganti foto profil, motor matic - jembatan krisak - milky way

Setelah itu posisi berganti, Suryo sebagai modelnya dan icuk sebagai asisten penyorot cahaya handphone. Memang dibutuhkan kerja sama team untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Berpindah Posisi

berpindah posisi ke samping bawah jembatan

Setelah dirasa cukup berfoto di depan jembatan JLK Krisak, kami mengambil posisi timur bawah jembatan. Dari posisi ini kita bisa mendapatkan jembatan sebagai latar depan foto milky waynya. Untuk beberapa teman dengan lensa kits, posisinya terpaksa agak lebih menjauh dari jembatan supaya bisa mendapatkan satu frame jembatan dan milky way yang sudah nyaris tegak lurus.

Panorama Milky Way

mengabadikan milky way jembatan krisak

Solusinya kalau memang masih belum tercakup semua dalam satu frame adalah dengan membuat foto panorama. Satu frame untuk jembatan, satu atau dua frame lagi untuk milky way. Yang perlu diingat dalam mengambil foto panorama milky way adalah dengan masih mengikutkan minimal 1/3 yang sama sehingga nanti dalam proses stitching (penggabungan) lebih mudah menentukan sambungannya. Selain itu juga setingan foto harus dalam mode manual, sehingga nanti waktu penggabungan panorama tidak belang karena beda-beda exposure.

Kendala di Lapangan

awan menutupi milky way

Sayang begitu kami mengambil beberapa frame dari samping jembatan JLK Krisak, awan berarak mulai muncul. Seperti kapas putih dari arah barat dan tak lama kemudiaan bergerak menutupi langit. Sesekali milky way terlihat seperti mengintip dari balik awan. Yah gagal deh dapat foto milky way yang banyak malam ini. Saya masih memasang kamera dan menggunakan kabel rilis untuk merekam time lapse pergerakan awan dan milky way yang sesekali muncul.

Kebersamaan di Alam

Marsono yang memang tidak memotret, sudah sibuk dengan peralatan memasaknya. Kopi hangat tak lama kemudian sudah dituang di dalam beberapa gelas dan diputar ke peserta hunting milky way malam ini. Harum panggangan roti bermeses juga tak lama berselang menguar memenuhi sekitar. Sembari menunggu langit kembali cerah kami mengisi perut dan saling berbagi cerita. Salah satu yang berkesan dari hunting bersama teman-teman ya suasana seperti ini.

Foto Keluarga

foto keluarga jembatan krisak

Setelah dirasa cukup, karena nampaknya awan sepertinya lama menghilang, kami memutuskan untuk mengahkiri sesi hunting malam ini. Sebelumnya ditutup dengan foto bersama di depan jembatan. 20 detik yang terasa lama, dan foto saya pun tidak ada yang fokus, goyang semua hahaha. Memang ternyata lebih mudah jadi orang dibelakang kamera daripada jadi model hahahaha

Milky Way Jembatan Krisak Panorama 360

Loading...

Foto merupakan panorama 360, silakan diputar ke kiri kanan atas bawah untuk melihat sekeliling.

Kapan Hunting Berikutnya

Belum tahu nih, sepertinya pandemi covid ini masih belum keliatan tanda-tanda akan segera berakhir. Kami masih mencoba untuk tetap mengikuti prosedur, tetap menggunakan masker, saling menjaga jarak, dan mencoba mengurangi aktivitas di luar ruangan seperlunya. Milky way bulan depan sudah hampir berakhir, tapi cuaca sudah mulai terlihat mendung dan berawan belakangan ini. Kami berharap semoga saja masih ada kesempatan lain untuk menikmati malam bertaburan bintang kembali.

Setingan Memotret Milky Way

Untuk memotret milky way setingan dasar yang biasa saya pakai adalah bukaan lensa terlebar, speed 15-30 detik, dan iso 1600-6400. Setingan ini tergantung beberapa aspek di lapangan. Kalau lokasi gelap dan tidak ada polusi cahaya saya biasa menggunakan iso 6400, tapi kalau lokasi masih banyak cahaya saya kadang cuma menggunakan iso 1600. Pengaturan fokus menggunakan manual dan dibantu dengan live view dengan zoom ke arah bintang terang.

Kapan waktu yang tepat untuk Memotret Milky Way

kapan-memotret-milky-way

Milky way bisa kita nikmati mulai dari sekitar pertengahan Februari hingga sekitar pertengahan Oktober.  Tapi yang paling tepat di bulan Juni – Agustus karena waktunya cukup panjang dari mulai matahari terbenam hingga menjelang matahari terbit. Silakan dibaca di halaman 38 buku Memotret Milky Way, informasi seputaran cara memotret milky way cukup detail kok dijelaskan di bukunya.

Post Processing Foto Milky Way

befor / after foto over

Saya mengambil foto dengan menggunakan format RAW sehingga nanti bisa diproses dengan lebih leluasa karena file RAW menyimpan data yang lebih banyak dibanding file JPG yang sudah mengalami kompresi. Seperti contoh di atas, salah satu foto yang ketika pengambilan belum ada motor, tapi selama 20 detik pengambilan motor lewat sehingga over exposure. Dengan menggunakan Adobe Bridge saya mengatur highlight, shadow, white balance supaya lebih sesuai dengan foto yang saya inginkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *