Jakarta seperti nya selalu bersolek dengan warna warni gedung yang menjulang di antara padatnya arus kendaraan yang bergerak seakan serangga tanpa henti bergerak dari satu tempat ke tempat lain, mencari sumber kehidupan. Ahh Jakarta memang tak pernah mati. Dan saatnya mencari keasyikan baru, mengabadikan ibukota.

Selama beberapa minggu ini, berkesempatan untuk kembali menikmati keseharian di ibu kota. Mumpung banyak waktu agak longgar ketika pagi dan sore, ya dimanfaatin buat hunting pemandangan kota dibalut lampu lampu dan kepadatan kendaraan yang lalu lalang.

Seputaran jalan Thamrin – Bundaran Hi – Monas yang biasanya saya sambangi ketika cuaca mendukung. Berbekal kamera dan beberapa lensa serta tripod, menyusuri trotoar, mencari lokasi yang cukup menarik untuk mengabadikan ibukota.



Dari pagi, ketika geliat penghuni mulai beringsut memadati ibukota, hingga malam tiba, menyisakan lengangnya jalanan.



Proyek iseng yang berasal dari ide seorang teman, Syukron dari telusuRI, sejuta cahaya di ibukota. Mengabadikan sudut-sudut kota Jakarta dalam balutan speed rendah. Cahaya yang saling bersinggungan, senja yang temaram, pagi yang merekah dan wajah ibukota Jakarta yang berwarna.




Bahkan terkadang saking lepasnya mereka bisa lupa kalau namanya bundaran HI itu bentuknya bundar, bukan lurus..


Jakarta memang seperti magnet. Penuh dengan pesona dan daya tarik. Sanggupkah kita untuk tidak tergoda ?
