Perjalanan ke Argopuro kali ini merupakan perjalanan pertama saya. Dulu sekitar tahun 1998 pernah mencoba ke Argopuro, saat itu rencana sekalian perjalanan dari Baluran, Gunung Raung dan penutupan Gunung Argopuro. Tapi sepulang dari Gunung Raung, kaki saya keselo sehingga perjalanan ke Argopuro dibatalkan.

Dan setelah puluhan tahun berlalu, kali ini kembali ditawari untuk menapaki jalur Argopuro via Baderan dan pulang via Bremi. Langkah awal seperti biasa kalau belum pernah ke sana adalah melakukan riset awal. Dengan bantuan search enggine dan beberapa forum didapatlah beberapa tulisan perjalanan dan foto-foto perjalanan dari beberapa teman yang sudah pernah ke sana. Jalur trek yang akan dilewati juga sudah disimpan untuk berjaga-jaga.

Sebagian besar catanan perjalanan menyebutkan jalur yang panjang sekitar 40 km dari awal pendakian di Baderan hingga akhir pendakian di Bremi. Jarak yang cukup jauh kalau berjalan kaki dengan membawa beban di pundak, dan tentunya dengan kondisi jalan yang menanjak dan menurun. Diawali dengan ketinggian 700 mdpl hingga ke Cisentor.

Medan yang dihadapi selama perjalanan akan didonimasi dengan hutan yang cukup rapat, padang rumput dan beberapa telaga serta sungai kecil. Nah karena trip kali ini (seharusnya) lebih ke arah foto hunting jadi tidak terlalu begitu ngoyo dengan jadwal yang padat. Puncak juga untuk saya pribadi tidak merupakan sebuah keharusan. Seperti dulu pernah dinasehati bang Don. “mas wid, untuk seperti kita ini, kalau naik gunung sudah tidak jamannya mengejar harus sampai ke puncak. Tapi lebih mengutamakan foto di perjalanan. Kalau bisa sampai puncak ya berarti bonusnya” ujar bang Don. Saya setuju banget dengan usulan ini. Karena kalau terlalu ngoyo harus sampai puncak padahal banyak obyek menarik untuk kita foto selama perjalanan kan sayang.

Dari riset awal ada beberapa obyek yang menarik yang saya ingin abadikan dalam perjalanan ke Argopuro nanti.
1. Kemegahan padang sabana.
Dari beberapa catatan perjalanan saya baca rute akan melewati banyak sekali padang sabana yang luas. Nah saya kepikiran untuk memotret beberapa padang sabana dalam format panorama atau kalau memungkinkan nantinya diolah menjadi vr 360. Mungkin bisa diambil di beberapa sabana awal atau di sekitaran cikasur

2. Slow speedan beberapa aliran sungai yang dipenuhi selada air
Saya cuma bisa membayangkan aliran sungai yang diambil menggunakan kecepatan rendah. Walau saat ini belum ada gambaran seperti apa nanti sungainya hahaha.. tapi kalau ada sungai berarti musti siap-siap slow speed tan donk

3. Landscape Danau Taman Hidup
Banyak yang bilang salah satu yang bikin ingin kembali ke Argopuro adalah Danau Taman Hidup. Bahkan ada yang bilang difoto dengan kamera apa saja akan selalu indah. Wah sudah kebayang kalau bisa mengabadikan keindahan Danau Taman Hidup yang berselimutkan kabut tipis diatas danau dalam format pano tentunya akan lebih indah.

4. Malam berbintang di setiap kami bermalam
Walau saat ini kondisi bulan sebenarnya kurang begitu bagus untuk hunting malam berbintang dan milky way.. tapi ndak ada salahnya nanti mencoba mencari sudut yang menarik untuk mengabadikan keindahan di setiap kami bermalam. Mudah-mudahan langit nantinya akan berbaik hati kepada kami para pencinta langit malam

5. Sunrise dan Sunset
Mudah-mudahan nanti diberi cuaca yang bersahabat sehingga bisa mengabadikan matahari terbit dan terbenam, walau nampaknya tidak bisa terlihat langsung karena tertutup punggungan.

Karena perjalanan yang cukup lama, diperkirakan kemungkinan 5-6 hari, maka diperlukan baterai yang tidak sedikit. Anggap saja dengan perhitungan satu hari menghabiskan satu baterai paling tidak butuh 5 baterai untuk kamera. Saat ini saya sudah ada 4 baterai, sebenarya sih 5, tapi yang 1 sudah ndak bisa dipakai. Mungkin akan perlu beli 1-2 baterai cadangan lagi. Alternatif lain membawa kamera cadangan sehingga bisa digunakan bergantian. Lensa kemungkinan tidak akan membawa lensa banyak-banyak. Cukup lensa wide dan tele saja. Filter standar untuk landscape, Filter CPL, GND, dan ND kemungkinan akan dibawa semua. Selain itu pastinya tripod dan cable release.

Hmm banyak juga ya yang dibawa.. hahaha.. belum lagi peralatan standar naik gunung. Tenda nanti lihat berapa banyak yang tertarik ikutan. Yang pasti sih peralatan pribadi. Baju lapangan dan baju ganti, sleeping bag, jaket dan baju hangat, mantol, sepatu dan gaiter, dan tentu saja tongkat. Tongkat mesti beli baru lagi nih, yang kemarin bengkok ketika dipakai di Merbabu, kejatuhan Marsono yang melorot dari atas, hahaha…

Tinggal dua hari lagi, mudah-mudahan masih sempat latihan fisik supaya nanti perjalanan bisa lebih terasa nikmat dan tentunya hunting foto landscape nya lebih berkesan.

Yuk ditunggu yang ingin ikutan kemping ceria dan hunting landscape nya ya