Tak terasa 6 tahun sudah kamera kesayangan saya, Canon 6D mendampingi hampir di setiap perjalanan saya. Dari satu kota ke kota lainnya, dari pesisir pantai hingga ke pucuk pucuk gunung. Kamera yang cukup bandel dan tidak rewel diajak ke medan apa saja. Saya mencoba membuat review canon 6d dari pengalaman selama ini, apa yang saya suka dan berasa kurang dari kamera canon 6D ini. Masih berharga ndak sih kamera canon 6D ini kalau di beli di tahun 2019 ?

Kamera Canon 6D sendiri merupakan kamera full frame pertama canon yang menyasar ke pengguna pemula. Tidak terlalu banyak fasilitas yang ditanamkan di body kamera ini. Yang penting sensornya full frame, itu saja sih menurut saya hihihihi.

Pertimbangan Memilih Canon 6D

Pertimbangan saya dulu memilih kamera Canon 6D untuk upgrade dari canon 450D adalah full frame dan kemampuan noise rendah di iso tinggi. Cukup untuk menemani saya hunting pemandangan alam dan juga begadang di waktu malam.

Dan ternyata memang terbukti pilihan saya waktu itu tidak salah, hingga sekarang, lebih dari 6 tahun, kamera ini masih sering menemani saya hunting malam berbintang.

Review Canon 6D ini juga tidak membahas soal tehnis, tapi lebih ke penggunaan sehari hari selama beberapa tahun di lapangan ya. Untuk spesifikasi canon 6D bisa dicek di web canon 

hasil foto canon 6d tidak pernah mengecewakan kok

Hasil Foto

Untuk foto pemandangan yang dihasilkan oleh canon 6D sampai saat ini saya akui masih sangat bagus. Terutama kalau menggunakan iso rendah hingga iso 6400. No complain lah. Noise memang berasa di iso 6400, tapi masih bisa diperbaiki (terlebih kalau menggunakan file RAW) di post processing.

Akurasi warna dengan white balance di seting auto juga masih cukup ok. Saya lebih banyak menggunakan format RAW untuk memotret pemandangan.

Dinamic Range

Kalau dibandingkan dengan kamera sekarang, mungkin terasa dinamic range canon 6D ini agak jauh tertinggal. Terutama di shadow, kalau kita naikan agak banyak mulai muncul artifak (kayak gambar pecah-pecah). Saya biasanya mengakali dengan menggunakan beberapa exposure (exposure bracketing) dan kemudian diolah ketika post processing. Kalau dibandingkan kamera-kamera keluaran terbaru dari Sony dan Fuji pastinya bakalan ketinggalan jauh sih.

review canon 6D
dari depan masih ok kok

Bodi

Untuk berat, canon 6D ini termasuk ringan untuk kelas dslr full frame. Body memang tidak setangguh kakakknya di kelas 5D.

Ukuran memang lebih kecil dibanding kelas kamera dslr full frame lainnya, tapi juga cukup besar dibandingkan mirorless.

Tidak ada weather sealnya juga. Tapi beberapa kali saya “terpaksa” menggunakan ketika hujan gerimis masih ok kok. Cuma kalau untuk full hujan hujanan saya masih bela-belain dengan mantol biar lebih aman.

review canon 6D
sudah bopeng di sisi sisi

Selama penggunaan untuk lapangan 6 tahun ini memang body canon 6D sudah tidak mulus lagi. Bekas gesekan terutama di bodi bagian bawah terlihat sekali.

review canon 6D
karet pelindung sudah hilang hihihih

Penutup di bagian mode kamera juga sudah hilang jatuh di perjalanan. Pelindung karet untuk usb dan kabel rilis juga sudah copot. Karet juga sudah melar-melar di semua bagian.

review canon 6D
tutup view finder juga udah lepas

Tapi untungnya untuk penggunaan semua masih lancar, tidak ada masalah sama sekali.

Jangan tanyakan penggunaan kameranya seperti apa ya hihihihihi, pokoknya sudah menemani di bawa ke kota, gunung, naek kapal, sepeda dll selama 6 tahun.

Penggunaan

Tombol-tombol yang disematkan di kamera canon 6D ini juga tidak ada yang wow. Semua standar. Di satu sisi ada nilai positifnya tidak terlalu susah untuk mempelajarinya, tapi di sisi lain kadang untuk memunculkan menu yang kita inginkan harus melalui beberapa langkah. Untungnya ada pilihan costum menu, dimana bisa kita gunakan untuk memilih beberapa menu yang sering kita gunakan di satu halaman, walau cuma terbatas cuma bisa untuk beberapa menu.

Auto Fokus

Di sini salah satu kelemahan canon 6D yg paling saya rasakan. Titik focus yang berjumlah 11 hanya berkumpul di bagian tengah. Untuk fokus di tengah saya akui cepat dan akurat. Tapi untuk titik fokus di pinggir saya sering meleset ketika menggunakan lensa sigma 35 f/1.4. Begitu juga kalau mencoba dengan titik fokus di tengah kemudian recompose, lebih sering miss fokusnya. Untuk mengakali nya saya terpaksa menggunakan bantuan live view dan menggunakan manual fokus kalau untuk memotret foto orang yang dengan komposisi di pinggir. Jadi untuk foto-foto yang membutuhkan fokus pada gerakan cepat, canon 6D ini sangat kurang dianjurkan memang.

Video

saya jarang banget sih menggunakan canon 6D ini untuk mengambil video. Kalaupun untuk video paling cuma footage video beberapa detik saja. Jadi jujur saya kurang bisa memberikan nilai untuk video di review canon 6d ini.

Dari Review Canon 6D ini, masih berharga ndak beli canon 6D di tahun 2019?

Dulu saya beli kamera canon 6D dengan kits lensa 24-105 mm f/4 dengan harga sekitar 22 juta. Body only dulu di tahun 2013 dibanderol dengan harga 16 jutaan. Di tahun 2019 ini kita bisa mendapatkan canon 6D second di kisaran harga 9-10 jutaan. Kalau hanya untuk memotret pemandangan, budget terbatas dan pengen merasakan sensasi sensor full frame dengan noise yang cukup rendah di iso tinggi, saya masih merekomendasikan canon 6D ini.

Tapi kalau kebutuhan untuk foto traveling, foto olahraga, atau video, mungkin ada banyak kamera keluaran terbaru dengan harga sekitar 10 jutaan yang lebih tepat.

Dan sampai saat review canon 6D ini ditulis, masih tetap menjadi salah satu kamera favorit saya untuk memotret pemandangan, hasilnya cakep, tahan banting, dan yang pasti sudah balik modal hihihihihi.

Alternatif upgrade kamera untuk memotret landscape dari canon 6D

Setelah canon 6D keluar sebenarnya ada banyak sekali kamera yang menggunakan tehnologi terbaru yang mempermudah pemotretan.

Sony dengan jajaran A7r nya yang dengan sensor berukuran besar dan dinamic range yang ciamik menjadi salah satu incaran saya juga belakangan ini. Pernah merasakan olympus omd em5 mark ii juga, tapi lebih sering digunakan untuk video dan memotret underwater. Fuji juga dengan XT2 dan XT3 nya cukup membuat saya membuka buka halaman review kamera.

Jadi setelah canon 6D ini enaknya upgrade ke kamera apa ya ? Tetap di sistem Canon atau berpindah hati ?

Comments

  1. om saya lagi belajar sport fotografy, 2021 ini klo beli eos 6D masih rekomen gk ya ?
    budget skitar 10jta

    1. kalau untuk sport sepertinya canon 6D kurang saya rekomendasikan mas..
      pertama karena autofokusnya sangat terbatas..
      sedangkan untuk sport butuh titik fokus yang lebih banyak. mendingan dengan budget segitu ambil kamera2 mirorless yang keluaran terbaru dengan auto fokus yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan ke widhibek Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *