Dengan ketinggian sekitar 2800 mdpl seharusnya dari Ghorepani kita bisa melihat jajaran barisan Annapurna di depan penginapan kami. Tapi semenjak kedatangan kami kemarin sore hingga pagi ini belum terlihat di mana letak pegunungannya. Saya menyoba menanyakan kepada pemilik penginapan sembari menunjuk ke arah depan “is there the mountain ?” seakan ragu-ragu apakah benar di depan kami harusnya terlihat pegunungan Annapurna.

annapurna basecamp ghorepani
ghorepani selepas hujan

Ghorepani merupakan salah satu tujuan utama untuk bermalam sebelum pagi harinya biasanya para pengunjung menuju ke poon hill untuk melihat matahari terbit dan jajaran pegunungan Annapurna nya.

Tapi karena cuaca sepertinya kurang bersahabat, kabut putih tebal membuat jarak pandang hanya beberapa meter saja, sehingga keputusan untuk berjalan ke poon hill pada saat subuh kami batalkan.

annapurna basecamp ghorepani
everest bok

Sembari menunggu sarapan, nasi goreng telor dan satu poci besar coklat hangat, Kami berbincang sembari mematangkan rencana perjalanan hari ini. Dari Ghorepani kami akan naik ke Deurali pass dan kemudian bermalam di Tadapani.

annapurna basecamp ghorepani
Machapuchre kembali tertutup awan

Tak lama berselang, angin datang, perlahan menyingkap kabut. sedikit demi sedikit bayangan kehitaman di depan mulai terkuak. Walau tidak sempurna, karena masih tertutup awan, tapi ini perjumpaan pertama kami jarak yang cukup dekat selama di perjalanan ini dengan Machhapuchhre. Dikenal juga dengan sebutan Fish tail mountain, merupakan salah satu gunung yang di sakralkan oleh penganut agama Hindu, dan sekarang gunung ini tertutup untuk di daki.

Walau pada sekitar tahun 1957 salah seorang pendaki dari inggris, Wilfrid Noyce dan seorang rekannya melakukan pendakian ke Machhapuchhre, tapi mereka berbalik sebelum sampai puncak dan berjanji tidak menginjakan kaki di puncak tertinggi Machhapuchhre.

Dan pagi itu kami cukup terpuaskan bisa menikmati keindahan salah satu jajaran pegunungan Annapurna, walau hanya berlangsung beberapa menit sebelum kembali kabut putih menyelimuti kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *