Jatuh cinta dengan milky way.. semua berawal perjalanan ke Gunung Semeru tahun 2010 lalu. Pendakaian perdana setelah sempat lama vakum dari aktivitas naek naek ke puncak gunung. (cerita lengkap perjalanan ke gunung Semeru bisa dibaca dari 3 ebook semeru di sini). Saat itu mungkin kurang lebih sudah 1 tahun saya mempunyai kamera dslr canon 450D. Tujuan ikut pendakian ke gunung Semeru memang sebenarnya ingin hunting pemandangan indah di sepanjang perjalanan dan tentunya kalau bisa berdiri di puncak nya berarti bonus.

Malam pertama di Ranu Kumbolo cuaca berkabut tebal mungkin karena sepanjang sore diguyur hujan. Selain itu hawa dingin dan kecapean selama perjalanan membuat saya memilih tidur nyenyak di dalam tenda. Malam kedua kami bermalam di Kali Mati sebelum nanti sekitar pukul 23.00 akan summit attack ke puncak Mahameru. Beruntung kami tiba di Kali Mati masih sore sehingga sempat mengistirahatkan tubuh dan tidak secapek malam pertama. Selepas senja saya melihat di langit bintang bertaburan memenuhi angkasa. Ada semacam kabut di atas langit, saat itu saya tidak paham apa itu, saya kira kabut atau awan biasa. Saya ambil tripod dan kamera. Zulkifli salah satu teman perjalanan dari Bandung juga ikut mencoba memotret bintang malam itu. Kami berdua mengambil posisi sedikit menjauh dari tenda supaya tidak terlalu terganggu dengan nyala lampu senter. Karena saya tahu kemampuan kamera 450D saya kurang begitu bagus dengan iso tinggi maka saya coba menggunakan iso 400, speed 60 detik dan bukaan lensa f/4. Di layar LCD tidak begitu terlihat bagus (hasilnya gambar di atas).

jatuh cinta dengan milky way - narsis berlatar belakang langit berbintang di kali mati semeru
jatuh cinta dengan milky way – narsis berlatar belakang langit berbintang di kali mati semeru

Baru beberapa frame, beberapa rekan mendekat, penasaran dengan apa yang kami lakukan. Malam-malam kok memotret, memangnya kelihatan.. mungkin itu yang mereka pikirkan. Motret hantu kali malam-malam begini.. hahahahaha.. Saya pun mengambil beberapa frame beberapa teman yang saya sorot manual dengan lampu senter berlatar belakan langit berbintang. Setelah itu mereka kembali lagi ke tenda, mencoba beristirahat karena perjalanan ke puncak Mahameru tidak bisa dibilang enteng. (Yang jelas ndak seringan di film 5cm yaaaa, menyesatkan tuh wkwkkww). Sebelum beristirahat saya mencoba kembali memotret dengan waktu lebih lama dari setingan awal, kali ini menggunakan speed 120 detik.

jatuh cinta dengan milky way - bima sakti di atas kali mati semeru
bima sakti di atas kali mati semeru

Setelah turun dari Puncak Mahameru kami masih bermalam di Ranu Kumbolo, mengistirahatan tubuh sembari menikmati keindahan Ranu Kumbolo. Kesempatan itu tidak saya sia-siakan untuk kembali memotret bintang. Kali ini saya sengaja menggunakan speed lambat sekitar 270 detik untuk mencoba mengabadikan rotasi bumi yang selama ini hanya saya lihat di foto-foto star trail dari internet. Dan setelah melihat hasilnya saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan obyek-obyek malam di langit.

jatuh cinta dengan milky way - bima sakti di atas bukit cinta semeru
bima sakti di atas bukit cinta semeru

Dan setelah itu saya selalu menyempatkan untuk begadang dengan kamera, tripod, kabel rilis dan beberapa baterai cadangan apabila ada kesempatan jalan-jalan di tempat yang minim cahaya, dan rasanya saya telah jatuh cinta dengan milky way.

ayo kapan lagi kita kemping ceria di gunung ?

keterangan :

kamera menggunakan canon 450d + lensa canon 10-22 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *