Trip bareng Lalunia kali ini saya cuma bisa menemani hingga check dive di pulau Bidadari, karena bertepatan nanti dengan tanggal 15 juli ada tamu mbak Tissa yang akan mengambil sertifikat open water. Padahal tamu diving lalunia kali ini, mbak Riri, penggemar foto macro underwater. Cocok sebenarnya diving bareng dan bisa saling sharing pengalaman memotret bawah laut.

Kami berempat, mbak Riri, mas Widi (bukan widhibek ya), dengan dive guide Sahril dan saya. Check dive dilakukan di pulau Bidadari yang tidak terlalu jauh dari Labuan Bajo, jadi nanti saya bisa langsung balik ke Labuan Bajo setelah selesai.

Kamera yang dibawa mbak Riri adalah olympus TG-5 yang memang banyak digunakan diver yang mengemari macro karena punya fasilitas super macro. Awalnya mbak Riri berniat memasang wet lens wide angle tapi ternyata kalau menggunakan bawaan casing olympus TG-5 tidak bisa digabung dengan kabel fiber optik untuk strobe.
Setelah baca-baca referensi ternyata memang adapter fiber optik bawaan harus diganti supaya tidak bertumburan dengan wide lens nya. Tapi karena kali ini tidak membawa adapternya jadi ya harus memilih apakah mau memotret wide angle juga atau tetap menggunakan strobe. Akhirnya mbak Riri memilih menggunakan strobe dan tidak menggunakan wet lens nya untuk check dive kali ini.
Perahu mengantar kami mendekati pulau Bidadari. Tak lama kemudian kami berempat sudah backroll turun dari kapal. Dan setelah semua siap, kami mulai turun ke bawah laut.

Visibility pulau Bidadari mirip mirip pulau seribu, ndak sampai 5 meter. Air lautnya berwarna hijau muda hihihi. Terumbu karang juga sebagai diselimuti sedimen. Sebagian memilih dive spot pulau Bidadari sebagai tempat untuk check dive buat yang akan diving di komodo karena paling dekat dengan Labuan Bajo. Tapi jangan berharap banyak ya, jangan dibandingkan dengan apa yang nanti akan dijumpai ketika diving di dalam kawasan taman nasional Komodo.

Tapi mungkin karena check dive kali ini sedikit berbeda, dengan buddy yang membawa kamera, dan khusus mencari obyek obyek makro. Casing olmypus TG-5 dibelakang, dibagian lcd nya diberi tambahan adapter zoom supaya bisa melihat lebih jelas. Jadi sepertinya dengan itu jadi lebih mudah mencari obyek obyek makro yang ternyata banyak berserakan di berbagai tempat.

Baru turun sebentar, mbak Riri sudah mulai sibuk dengan kameranya. Senter yang dipasang menemani strobe, sepertinya agak ada problem. Nyala sekali setelah itu mati. Jadinya cuma mengandalkan strobe.

Di satu sisi, di permukaan karang yang sudah sedikit rusak, ternyata ada satu nudi branch yang melenggak lenggok diabadikan kamera.

Tak jauh dari sana, ada lagi nudi branch berbentuk seperti tali dan dengan tubuh berbulu tersembunyi di balik batu karang. Tapi tak bisa luput dari kamera mbak Riri.

Di satu sisi batu karang yang menjorok ke atas, ada satu lagi nudi branch yang terlihat. Padahal kalau jalan sama diver lain, yang dicari sebagian besar ikan ikan besar. Jarang ketemu hal hal kecil segini banyak hihihihi.

Empat puluh dua menit kemudian kami semua sudah muncul di permukaan. Saya harus bergegas mengepak peralatan dan meloncat ke perahu yang segera mengantar kembali ke Labuan Bajo.
Dan satu pelajaran yang saya dapatkan dari check dive di pulau Bidadari ini, go pro tidak cocok buat foto maupun video macro hihihihihi