Kemarin malam, minggu 14 Juni 2015, sekalian ada undangan nikahan anaknya teman di jogja kontak beberapa teman di jogja. Seperti biasa waktu yang mepet dengan rencana hunting dadakan. Dapat balasan dari Agung Widi dan Bagus Prabowo Cepi yang bersedia diculik dadakan buat hunting foto malam. Dan malam itu kami bertiga dengan sepeda motor melintas ke jalan parangtris. Rencana semula hunting di sekitaran gumuk pasir Parangtritis. Tapi di tengah perjalanan, sembari nongkrong di sebuah angkringan, ketika sudah melewati separo perjalanan, rute pun berubah. Kita ke Imogiri saja, usul Cepi. Dan kami pun berbalik arah menembus tengah malam menuju salah satu spot di imogiri. Sementara di atas kepala kami, bintang bersinar seakan tahu malam akan menjadi panjang untuk mereka.

Nah susahnya atau malah enaknya perjalanan kami memang seringkali tidak ada rencana yang jelas. Jadi terkadang rencana awal mau ke lokasi A, ujung ujungnya nanti berubah jadi lokasi B dan C. Begitu juga dengan waktu, terkadang kami tidak ada rencana waktu yang pasti kapan mau berangkat kapan mau pulang. Yang pasti kami mencoba menikmati setiap perjalanan kami dengan lebih membebaskan diri dari ketatnya jadwal.

begadang di imogiri

Sekitar selepas tengah malam kami bertiga sudah berada di tepian sungai dengan kamera bertengger di tripod masing-masing. Bintang berpendar diiringi bunyi serangga dan aliran sungai. Selarik kabut bima sakti malam itu sudah bertengger vertikal di depan kami. Pesta hunting milky way pun dimulai.

Sialnya, kabel rilis yang saya bawa ternyata bukan kabel rilis yang untuk kamera 6D, tapi malah yang buat 450D hahaha.. Untung saja masih ada remote timer yang walau agak soak dan untungnya tadii sengaja saya masukan ke dalam tas. Selain itu headlamp yang terakhir saya pakai waktu ke Selo kemarin lupa saya taruh dimana, jadi agak susah juga mengatur peralatan sebelum memotret dalam keadaan gelap atau hanya mengandalkan lampu senter dari applikasi hape. #pengalamanBesokLagiMustiLebihSiap

begadang di imogiri

Tak terasa sudah sekitar pukul dua pagi lewat ketika kabut perlahan mulai menutupkan selimut putihnya. Mengajak kami untuk sejenak mengistirahaatkan tubuh kami di batuan di tepi sungai. Dan dingin semakin menusuk ketika kabut semakin tebal menyelimuti kami. Saatnya beranjak untuk mencari tempat yang lebih hangat.

begadang malam milkyway imogiri

Dan sisa malam itu kami habiskan meluruskan badan di salah satu pojokan ruang kosong di dekat jembatan gantung karena kabut hingga pagi datang pun enggan beranjak. Mentari pagi yang harusnya muncul menghias sudut pagi juga seakan enggan hadir karena kabut menutupi sinarnya. Saatnya berkemas dan kembali pulang ke rumah. Menuntaskan tidur panjang yang tergantikan dengan panorama ribuan bintang di langit malam.