Senja di tepian Sukoharjo

Kami terburu buru melewati jalan beraspal yang membelah salah satu sudut persawahan di sekitaran Mancasan Sukoharjo. Sebenarnya di sepanjang jalan tadi langit tampak cantik dengan rona kemerahan, tapi ada satu hal yang mengganjal membuat kami masih mencari lokasi untuk berhenti sekedar mengabadikan senja. Sementara itu di kaki langit bundaran sang surya sudah mulai berlahan beringsut ke peraduannya. Saatnya menikmati waktu tak jauh dari rumah, menunggu senja di tepian sukoharjo

Kabel listrik dari tiang sutet berjejer sepanjang perjalanan membuat frame yang akan kami ambil nanti terlihat kurang natural. Masak senja terbenam di antara kabel listrik kan aneh nanti caption fotonya hahahahaha… Sembari memacu laju motor matic menyusuri jalan pedesaan kami terus mencari lokasi yang terbebas dari untaian kabel listrik ini.

Dan beruntung sebelum mentari terbenam kami masih sempat berhenti di pinggir jalan agak cukup jauh dari lokasi awal kami tadi untuk sekedar menjeprat jepretan beberapa frame matahari terbenam di persawahan.

Setelah itu kami berempat, Marsono, Dwi Kebo, Sarino dan Widhi Bek kembali menyusuri jalan menuju tepian sungai Bengawan Solo. Di sana cukup bagus buat ambil foto mas, kata Sarino sembari berpromosi lokasi di dekat rumahnya. Setelah sampai di pinggir jembatan Sidwarno, kami kemudian mencari jalan setapak yang membawa kami ke tepi sungai. Langit sore itu masih cukup biru walau matahari sudah tidak terlihat lagi. Kegiatan berikutnya tentu saja memasang tripod dan menaruh kamera kemudian jeprat jepret lagi beberapa frame. Sementara itu jas hujan sudah digelar di rerumputan untuk sekedar duduk dan ngemil kacang goreng yang dibeli di warung kecil tadi. Ndak perlu jauh jauh kan kalau cuma sekedar ingin mendekatkan diri ke alam.

Tapi sayang ada kejadian yang kurang menyenangkan. Beberapa orang terlihat membuang sampah dari atas jembatan #huh. Kelola donk sampah teman-teman, jangan sekedar dibuang di sungai.