Setelah sehari sebelumnya  cuaca kurang begitu bersahabat, pagi ini cerah sekali. Gunung Rinjani tampak terpapar megah di depan mata. Langit masih cukup gelap, bintang berpedar lemah sebentar lagi tergantikan langit siang. Pagi ini kami akan menjumpai dua air terjun yang berada di Senaru, Sendang Gile dan Tiu Kelep. Sebenarnya masih ada satu lagi air terjun di Senaru, Batara Lenjang, tapi karena butuh perjalanan yang lebih panjang jadi kami tidak bisa kunjungi hari itu.

lembayung pagi di senaru
lembayung pagi di senaru

Terbangun menjelang pukul 5 pagi.. Langit tampak cerah, berbeda dengan kondisi tadi malam. Semburat merah sudah mewarnai langit sebelah timur. Sayang siluet bukit menutup horizonnya.. Kemungkinan matahari akan muncul di balik bukit sudah terik.

rinjani pagi itu
rinjani pagi itu
gigiran rinjani
gigiran rinjani

Punggungan Gunung Rinjani juga terlihat berlatar belakang langit biru. Padahal sampai malam tadipun masih tertutup awan. Hari ini nampaknya bakalan cerah. Gigiran lereng Puncak Rinjani tersiram mentari pagi, menampilkan kontur pasir yang harus dilewati sebelum sampai ke titik tertingginya. Terbayang perjalanan berat untuk bisa bertengger di puncaknya.

menuju sendang gile
menuju sendang gile

Mentari semakin naik, pukul 7 lebih sedikit kami putuskan untuk segera turun ke air terjun Sendang Gile. Karena hari minggu kami khawatir siang hari nanti pengunjung akan seramai hari kemarin. Loket masuk belum ada petugas jaganya, tapi di perjalanan turun kami bertemu seorang yang sedang menyapu jalan yang berupa tangga batu. “tiket masuknya sudah mas?” sapa si bapak sembari mengeluarkan 2 lembar tiket, 5 ribu seorang.

sendang gile - jalan turun berupa undakan
jalan turun berupa undakan

Dalam perjalanan turun kami berjumpa dengan beberapa kera yang nampaknya sedang berjemur menikmati kehangatan mentari pagi. Tidak terggangu dengan langkah kaki kami yang melintasi jalan berundak terbuat dari susunan semen yang ditata rapi. Perjalanan turun ke bawah tidak terlalu memakan waktu, sekitar 10 menit kami sudah berdiri di depan air terjun Sendang Gile.

sendang gile
sendang gile

Suasana masih sepi, hanya ada satu rombongan remaja yang cukup gaduh dan berpose narsis di depan air terjun. Sisanya para pedagang yang baru bersih-bersih dan membuka lapak dagangnya.

berpose di sendang gile
berpose di sendang gile
sendang gile - duo narsis
duo narsis
sendang gile dari samping
sendang gile dari samping

Di Sendang Gile kami tidak berlama-lama karena tujuan utama kami adalah air terjun Tiu Kelep. Tahun 2010 lalu saya harus menggunakan jasa pemandu untuk mencapai Tiu Kelep. Tapi nampaknya jalur menuju ke sana sekarang lebih mudah. Sudah ada jalur tanah yang diberi tatanan batu di samping yang menandakan arah jalan. Untuk menuju Tiu Kelep kita perlu naik kembali melewati jalur datang tadi, setelah itu akan ada jalur berbelok ke kiri. Menyusuri lereng bukit hingga tiba ke jembatan irigasi.

tiu kelep - menaiki tangga jembatan irigasi
menaiki tangga jembatan irigasi

Kita harus menaiki tangga cukup terjal untuk sampai ke jembatan irigasinya. Jembatan irigasi ini berada di atas sungai dengan jalan beton yang ditengah-tengahnya diberi lobang. Dari lobang tersebut terlihat aliran air melewati saluran irigasi. Jembatan ini hanya mempunyai satu pagar saja. Jadi ketika melewatinya dibutuhkan konsentrasi cukup tinggi supaya tidak terjatuh di lobang atau malah ke sungai kalau kurang hati-hati.

Rasakan sensasi melewati jembatan irigasi ini, kalau tidak terbiasa kepala akan terasa berkunang-kunang melihat aliran air di bawah kaki kita, dan sebelah kanan yang langsung sungai yang berada jauh di bawah. Dijamin sampai ke ujung satunya terasa lega.

tiu kelep - melewati jembatan irigasi
melewati jembatan irigasi
tiu kelep - siluet pagi di jalur irigasi
siluet pagi di jalur irigasi

Selepas jembatan irigasi kita akan menyusuri jalan setapak di samping saluran irigasi. Jalur ditutupi oleh pohon-pohon tinggi sehingga membuat suasana berasa lebih alami. Setelah itu kita akan tiba di sebuah bendungan kecil. Tetap ikuti jalur hingga akhirnya jalur terhenti di pinggir sungai.Saatnya melepas sepatu dan menceburkan kaki ke sungai karena dari sini jalur akan melewati sungai menuju ke sisi seberang. Terus ikuti aliran sungai hingga nanti kita akan menemukan jalan setapak lagi di sebelah kiri sungai.

tiu kelep- menapaki jalur irigasi
menapaki jalur irigasi
tiu kelep- bendungan irigasi
bendungan irigasi
tiu kelep- menyeberang sungai
menyeberang sungai
tiu kelep di depan sana
tiu kelep di depan sana

Tak jauh dari situ kita sudah bisa mendengar suara bergemuruh air terjun Tiu Kelep. Dan dari kejauhan kita akan bisa melihat aliran air dari ketinggian terjurah membentuk satu air terjun utama dan benteng beberapa air terjun kecil. Percik air menjadi kabut tertiup angin ke arah kami. Tak berapa lama tubuh sudah basah kuyup dibuatnya. Agak susah mencari tempat yang tepat untuk meletakan tripod karena hampir semua sisi terpapar kabut air. Yang ada hanya bisa menunggu, kamera terpasang di tripod tapi ditutup handuk kecil.

Dan ketika angin yang membawa kabut air bertiup berlahan secepatnya membuka handuk dan mengambil beberapa jepretan..itupun setelah dilihat lagi masih ada beberapa frame yang dipenuhi bintik-bintik air. Tapi sepadan kok perjuangann untuk bisa mengabadikan kemegahan air terjun Tiu Kelep ini.

tiu kelep - wow
wow
tiu kelep nan menawan
tiu kelep nan menawan

Setelah dirasa cukup puas, kami pun kembali menyusuri sungai ke arah jalan kami datang. Berhenti sejenak di salah satu spot yang dahulu saya gunakan untuk berendam. Ada yang sedikit berubah karena banyak batang pohon yang teronggok di sekitar situ. Mungkin sempat ada banjir besar waktu musim hujan lalu. Air dingin seperti es terasa ketika memasukan kaki ke sungai. Batuan yang terlihat jelas di bawahnya seakan mengajak untuk segera merendamkan seluruh tubuh ini. Akhirnya dengan tidak menggubris dingin kami pun segera menceburkan diri, menikmati aliran air menjalar di seluruh tubuh. Menengadah menikmati rindangnya pucuk pohon dan birunya langit. Meresapi energi alam, membaur dengan semesta.

menikmati waktu di tiu kelep
menikmati waktu di tiu kelep

Saatnya kembali ke penginapan karena waktu sudah menunjukan pukul setengah sebelas. Saatnya berkemas untuk menuju lokasi selanjutnya.. Di sepanjang perjalanan kami menjumpai Tapi rombongan pengunjung yang ingin menikmati keindahan air terjun di Senaru ini. Beruntung kami berangkat pagi sehingga bisa menikmati keindahan kedua air terjun ini dalam suasana hening.

Tapi ternyata perjalanan ke atas melewati tangga cukup menguras tenaga, apalagi buat johan yang terbiasa duduk di depan komputernya. Alhasil sampai ke penginapan kaki berasa pegal-pegal kayak dibebani barbel :D. Tapi perjalanan kami masih panjang.. Sembalun tunggu kedatangan kami ya !!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *